Menelisik Pesugihan Pandan Segegek

oleh
oleh

Sugondo menyambung, permintaan di Pandansegegek ditujukan kepada Ibu Ratu Kidul alias Nyai Loro Kidul, penguasa Laut Selatan. Dari berbagai cerita pengalaman, kata Sugondo, godaan laku tirakat di Pandansegegek sangat berat. Misalnya, melihat mayat digotong secara berulang-ulang. Penampakan kepiting sebesar sepeda motor dan beberapa penampakan lain yang mengerikan. Jika sudah berhasil, menurutnya, pelaku akan mendapat wisik atau pesan gaib melalui mimpi.

Pandansegegek ternyata tak hanya dikenal sebagai tempat ritual pesugihan tuyul. Tapi, juga pesugihan jenis lain seperti Genderuwo atau Buto Ijo. Untuk pesugihan tuyul, warga sekitar mengatakan, pelaku tirakat yang berhasli akan bisa melihat wujud tuyul dan harus segera memasukkannya ke dalam sebutir batu atau kerikil. Dengan cara itu tuyul kemudian dibawa pulang.

Jika laku dan godaan ritual mencari pesugihan di Pandansegegek teramat berat, apakah hasil yang diperoleh cukup sepadan? Sugondo mengatakan, dari pengalaman beberapa orang hasilnya memang sangat memuaskan. Lantas, bagaimana dengan resikonya? Sugondo mengaku tidak tahu. “Setahu saya, jika gagal hanya pulang tanpa hasil. Itu saja”, ujarnya.

Sungguhkah laku ritual di Pandansegegek itu luput dari resiko? Jangan gegabah. Sebuah ritual pastilah ada sejumlah mahar yang harus dibayar. Berhasil maupun tidak, mahar dalam bentuk apapun tetap harus diberikan. Ibarat harus memilih, pelaku tirakat hanya punya dua pilihan, mukti atau mati. Ki Gedhe Djathi, spiritualis di Jogjakarta yang kebetulan berasal dari Kulonprogo, mengaku sering mengobati pasien lumpuh yang diakibatkan oleh kegagalan laku tirakat di Pandansegegek. Menurutnya, laku ritual di Pandansegegek tergolong musyrik. “Meminta kepada selain Alloh itu berarti menyekutukan Tuhan. Dosanya tidak terampuni ”, tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.