Sebanyak 11.668 rumah rusak meliputi 2.992 rusak berat, 94 rusak sedang, dan 8.582 rusak ringan.
Bangunan masjid yang rusak sebanyak 64 unit dima 31 rusak berat, 2 rusak sedang, dan 31 rusak ringan. Begitu juga 88 unit mushola rusak, 7 unit meunasah rusak, 5 unit kantor desa, sepanjang 14.800 meter jalan rusak atau retak, dan 55 unit jembatan rusak.
Meskipun ada kerusakan jalan dan jembatan. Namun tidak ada daerah yang terisolir. Semua masih dapat dilalui kendaraan. Aktivitas masyarakat sudah berjalan normal.
Rapat koordinasi penanganan tanggap darurat terus digelar dengan berbagai pihak. Untuk mempercepat proses pendataan jumlah pengungsi, kebutuhan pengungsi dan pendataan rumah rusak maka pendataan harus dilakukan.
Kepala Kantor Staf Presiden, Teten Masduki, dalam rapat koordinasi penanganan darurat di Pidie Jaya pada 10 Desember 2016, tadi siang menyatakan, “Kami minta Posko Utama yang diketuai oleh Wakil Bupati Pidi Jaya untuk segera menginstruksikan gampong dan Kecamatan untuk diaktifkan untuk pelaporan data ke posko.
Kemarin para gampong dan Kecamatan masih bingung apa yang harus dilakukan untuk pengorganisasian di titik pengungsian.
Aktivasi posko yang paling utama adalah dengan aktifkan gampong dan kecamatan di titik-titik pengungsian.” ujarnya.
Sementara itu Deputi Penanganan Darurat BNPB, Tri Budiarto, menyatakan, “Mengingat bencana terjadi di 3 kabupaten maka saya minta aktifkan posko di tiga kabupaten tersebut.