Metode pembelajaran berbasis observasi serta pendekatan sosial spiritual menjadi kekuatan utama sekolah ini. Guru-guru TK, Nur Fitri Amalia dan Yanti, menjelaskan bahwa pembelajaran dilakukan melalui kegiatan langsung di alam dan tidak terikat pada buku teks semata.
Respons positif datang dari para orangtua siswa. Halimah, salah satu wali murid TK, menyatakan bahwa anaknya kini jauh lebih aktif dan berkembang secara sosial setelah bersekolah di An Nahla.
“Dulu anak saya susah bersosialisasi, suka menyendiri. Tapi setelah sekolah di An Nahla, dia lebih ceria, senang ke sekolah, bahkan sering cerita tentang kegiatan tanam-menanam dan teman-temannya,” ujar Halimah.
Sementara itu, Novi, orangtua dari siswa berkebutuhan khusus, menuturkan bahwa anaknya yang mengidap hipotiroid berhasil menemukan kenyamanan belajar setelah gagal beradaptasi di sekolah formal sebelumnya.
“Kami sempat trauma karena anak kami tidak diterima dengan baik di sekolah sebelumnya. Tapi di An Nahla, anak saya merasa diterima, dipahami, dan tumbuh dengan bahagia. Guru-gurunya sabar sekali dan sangat suportif,” tutur Novi dengan haru.
Nevisra Viviqni, pemerhati pendidikan yang juga rekan Hj. Maria Ulfah, turut memberikan apresiasi terhadap pendekatan Sekolah Alam An Nahla. Ia mengungkapkan pengalamannya berdialog dengan sejumlah orangtua yang anak-anaknya berkebutuhan khusus atau mengalami trauma belajar akibat pengalaman negatif di sekolah sebelumnya.