“Saya temui seorang anak yang dulunya tidak mau sekolah karena trauma. Tapi setelah belajar di An Nahla, anak itu kini sudah mau tamat TK dan terlihat sangat aktif. Bahkan ibunya terkejut karena ternyata anaknya punya kemampuan melukis yang luar biasa—bisa menggambar objek secara detail hanya dengan melihatnya sekali,” ujar Nevisra.
Ia menekankan bahwa sistem pendidikan konvensional sering kali tidak mampu mengenali potensi tersembunyi anak-anak yang dianggap berbeda.
“Kita terlalu sering menyamaratakan anak-anak. Padahal, setiap anak—baik normal maupun berkebutuhan khusus—punya cara belajar yang berbeda. Sekolah seperti An Nahla ini adalah alternatif penting untuk mereka bertumbuh tanpa tekanan, tapi tetap dengan nilai dan arah yang kuat,” tegasnya.
Nevisra juga menggarisbawahi bahwa Sekolah Alam seperti An Nahla sepatutnya menjadi ruang inklusif, tanpa perlakuan diskriminatif terhadap anak-anak yang dianggap berbeda.
“Kita tidak boleh membedakan anak-anak hanya karena kebutuhan khususnya. Jika mereka dibesarkan di lingkungan yang ramah, maka mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan produktif di masyarakat,” tambahnya.
Sekolah Alam An Nahla membuka pendaftaran untuk tahun ajaran 2025/2026 dengan kuota terbatas, yaitu 22 siswa per kelas dan dua guru per kelas. Pendaftaran dapat dilakukan secara langsung maupun melalui akun Instagram resmi sekolah.