PB XIII naik takhta pada 10 September 2004, menggantikan ayahandanya, PB XII. Awal pemerintahannya diwarnai konflik internal di tubuh keraton, namun berhasil mencapai rekonsiliasi pada tahun 2012. Sejak itu, PB XIII fokus memulihkan marwah Keraton Surakarta serta memperkuat peran budaya di tengah masyarakat modern.
Selama masa kepemimpinannya, PB XIII rutin memimpin berbagai upacara adat seperti Grebeg dan Sekaten, dua tradisi penting yang menjadi simbol kebesaran budaya Jawa. Upayanya untuk melestarikan adat dan mempererat hubungan dengan masyarakat membuatnya dihormati sebagai raja yang berjiwa rakyat.
Kehidupan Pribadi






