Pengamat Nilai Gubernur DKI Pramono Anung Plin-plan Soal Proyek RDF Rorotan

oleh
oleh
RDF Plant Rorotan berdiri di lahan seluas 7,78 hektare dan menjadi salah satu fasilitas pengolahan sampah terbesar di dunia. (Foto: beritajakarta.id)

Uji coba pada Februari 2025 gagal total karena warga sekitar menolak akibat bau menyengat dan meningkatnya kasus ISPA.
Menanggapi hal itu, Pramono sempat meminta maaf dan memberi waktu tambahan kepada kontraktor untuk memperbaiki sistem.

Namun, publik kembali dibuat heran saat Pramono mengusulkan tambahan anggaran sekitar Rp80 miliar untuk “penyempurnaan” proyek tersebut.

Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Muhammad Idris, membenarkan bahwa usulan itu akhirnya dibatalkan. “Awalnya dianggarkan Rp80 miliar, tapi kemudian dibatalkan dan tidak ada tambahan dana untuk RDF Rorotan,” tegas Idris kepada Info Indonesia.

Sementara perwakilan PT Jaya Konstruksi, Andi, mengungkapkan bahwa Pemprov DKI telah membayar hampir seluruh nilai proyek. “Setahu saya tinggal sekitar Rp60 miliar ke PT ATL karena belum serah terima (PHO),” ujarnya.

Warga Tetap Menolak, Pramono Ubah Alasan

Setelah dua kali gagal, RDF Rorotan kembali diuji coba, namun penolakan warga tetap terjadi.

Pramono beralasan bahwa bau yang muncul bukan dari pabrik RDF, melainkan dari air lindi truk pengangkut sampah yang bocor. Ia pun mengurangi kapasitas pengolahan menjadi 1.000 ton per hari.

“Kalau kapasitas dikurangi, sampah tidak sempat menimbulkan bakteri penyebab bau,” kata Pramono kepada wartawan.

No More Posts Available.

No more pages to load.