Tak lama setelah aksi tersebut, Marsinah diculik dan ditemukan tewas dengan tanda-tanda kekerasan. Kasus pembunuhan tragis itu mengguncang publik dan menarik perhatian dunia terhadap represi pada masa Orde Baru.
Selama tiga dekade, berbagai organisasi buruh dan lembaga hak asasi manusia terus memperjuangkan agar Marsinah diakui sebagai Pahlawan Nasional. Pemerintah Kabupaten Nganjuk bahkan membentuk tim khusus untuk melengkapi dokumen pengusulan, didukung penuh oleh Kementerian Sosial.






