Listrik Aceh Belum Pulih Total, Relawan Nilai PLN Terlalu Banyak Alasan

oleh -145 Dilihat
oleh
Foto: Koordinator Nasional Relawan Listrik Untuk Negeri (Kornas Re-LUN) Teuku Yudhistira/Ist

Sistem kelistrikan di Aceh hingga kini belum pulih sepenuhnya pasca bencana banjir, meski sebelumnya PT PLN (Persero) melaporkan kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bahwa pemulihan telah mencapai 93 persen. Fakta di lapangan menunjukkan, masih banyak wilayah yang mengalami pemadaman berkepanjangan.

Belakangan, PLN menyampaikan sejumlah kendala sebagai penyebab lambatnya pemulihan, mulai dari medan yang sulit, kerusakan infrastruktur kelistrikan yang parah, hingga maraknya pencurian kabel trafo di 13 gardu distribusi. Di saat yang sama, PLN juga gencar mempublikasikan berbagai aktivitas pemulihan listrik di Aceh, meski hasilnya dinilai belum signifikan.

Koordinator Nasional Relawan Listrik Untuk Negeri (Kornas Re-LUN), Teuku Yudhistira, menilai PLN seharusnya tidak terus menyampaikan dalih dan alasan atas kondisi tersebut. Ia menegaskan, masyarakat membutuhkan kepastian, bukan narasi pembelaan.

“Kami menunggu pernyataan tegas Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo terkait tanggung jawabnya. Sampai sekarang tidak ada kepastian kapan listrik di Aceh benar-benar pulih total,” kata Yudhistira di Jakarta Pusat, Senin (15/12/25).

Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO) itu juga mengkritik kepemimpinan PLN yang dinilainya lebih berorientasi pada pencitraan dibandingkan penyelesaian masalah di lapangan. Ia menyoroti peristiwa menyala dan padamnya listrik di Aceh Tamiang saat kunjungan Presiden Prabowo Subianto.

“Publik melihat listrik bisa menyala saat kunjungan Presiden, namun setelah itu kembali padam. Sementara pada kesempatan lain, seperti konferensi pers Gubernur Aceh, listrik tetap mati. Ini menimbulkan pertanyaan besar di masyarakat,” ujarnya.

Atas kondisi tersebut, Yudhistira mendesak Presiden Prabowo untuk mengambil langkah tegas terhadap jajaran pimpinan PLN. Menurutnya, keterlambatan pemulihan listrik telah memperparah penderitaan masyarakat, khususnya para pengungsi korban banjir.

Di sisi lain, kondisi kelistrikan Aceh semakin tertekan akibat gangguan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya Unit 2 dalam dua hari terakhir. Akibatnya, pasokan listrik di Aceh menjadi sangat terbatas.

Manajer PLN ULP Jeuram, Sertino Anggara, membenarkan gangguan tersebut. Ia menyebutkan saat ini hanya PLTU Nagan Raya Unit 1 yang masih beroperasi untuk menyuplai listrik ke Aceh.

“Operasional saat ini hanya Nagan Raya Unit 1,” ujarnya.

Dengan hanya satu unit yang berfungsi, beban pasokan listrik meningkat sehingga pemadaman di sejumlah wilayah tidak dapat dihindari. Selain Unit 1, pasokan juga dibantu oleh PLTU Arun. Sementara itu, PLTU Nagan Raya Unit 3 dan 4 yang dikelola pihak swasta belum dapat beroperasi karena masih menunggu perbaikan jaringan di Pangkalan Berandan.

Kondisi ini membuat masyarakat Aceh harus menghadapi pemadaman listrik lebih lama, di tengah situasi bencana banjir yang belum sepenuhnya tertangani.

No More Posts Available.

No more pages to load.