Ahok Tetap Pilih Heru, Apakah Iya?

oleh -12 Dilihat
oleh
banner 468x60

Jakarta, sketsindonews – Terjawab sudah teka-teki Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok atas pilihannya kepada Heru Budi Hartono sebagai calon wakilnya untuk maju dalam kontes Demokrasi Pilkada Jakarta 2017 mendatang.

Kepada wartawan di Balaikota, saat disinggung terkait pasangannya, Ahok secara tegas menyatakan dirinya untuk tetap berdampingan dengan Heru meski maju melalui jalur partai politik maupun jalur indenpenden.
“Ya, harus sama Pak Heru lah, Itu kan, kita mau sama dia dari awal.
Kecuali dia mau selingkuh pergi,” kata Ahok seraya tertawa saat ditemui wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, pada selasa 19 Juli 2016 lalu.

banner 336x280

Sosok Heru Budi Hartono merupakan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Jakarta. Dia dipilih Ahok sebagai pasangannya dalam Pilkada Jakarta melalui jalur perseorangan.

Mantan Bupati Belitung Timur itu beralasan untuk memberikan nama Heru kepada relawannya, yang sekarang ini di garap Teman Ahok dalam mengumpulkan dukungan kepadanya melalui jalur non partai.

Ahok tetap bersikukuh akan memilih Heru, seandainya dia dipastikan menempuh jalur partai sebagai kendaraan politiknya untuk memenangkan kursi Gubernur Jakarta.

Menurutnya, Sampai saat ini, ada tiga partai politik yang telah mendeklarasikan dukungannya kepada Ahok, yakni Partai Hanura, NasDem, dan Golkar.

Ketiga partai itu bahkan telah membuat surat pernyataan dukungan secara resmi. Dimana partai-partai tersebut juga tidak keberatan bila Ahok maju melalui jalur independen. Kalau pun lewat jalur partai politik, koalisi Hanura-NasDem-Golkar sudah cukup untuk mengusung Ahok sebagai calon gubernur.

Sebelum meminang Heru, Ahok menyatakan sempat ingin maju kembali sebagai gubernur bersama wakilnya saat ini, Djarot Syaiful Hidayat. Djarot merupakan kader PDI Perjuangan. Namun, karena tak kunjung mendapatkan restu partai yang diketuai Megawati Soekarnoputri, relawan Teman Ahok mendesaknya untuk segera menentukan pasangannya agar memiliki waktu cukup untuk mengumpulkan KTP dukungan.

Dalam kesempatan lain menyikapi teka teki siapa pasangannya Ahok sesungguhnya Pengamat Politik Abdul Fickar Hadjar saat dihubungi Sketsindonews.com, pada Rabu (20/7) mengatakan, politik itu beda dengan hukum. Politik itu dinamis dan selalu berubah dalam hitungin detik.

Jadi, kata Fickar, ga aneh Ahok bilang begitu, inikan strategy teman Ahok.

“Dalam kontelasi nanti bisa saja Wakil Gubernur yang di nyatakan Ahok beda, ini masih terlalu dini, Kita katakan seperti itu politik adalah kekuasaan semata,” tutup Fickar. (nan)

banner 336x280

Tentang Penulis: Hengki

Pimpinan Perusahaan SketsIndo Juni 2016.

Tinggalkan Balasan