Catatan Akhir Tahun Tanah Abang Jaman Now

oleh -1 Dilihat
oleh
banner 468x60

Jakarta, sketsindonews – Sebuah catatan akhir tahun Pemprov DKI Jakarta dalam kacamata publik terkait penataan kawasan Tanah Abang 2017 menjadikan sebuah kebijakan kontrovetsial terhadap konsep rekayasa jalan entah apa itu namanya atau di hubungkan dengan program OK OC sehingga munculnya pro kontra yang taidak logik secara hukum.

Redaksi sketsindonews.com mencatat sejumlah pernyataan yang masuk kemeja redaksi dalam menyikapi kebijakan yang dilakukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies – Sandi sebuah polarisasi keberpihakan yang disenangkan dalam kacamata ekonomi sosial tapi tetap saja tidak manusiawi (humanis) terhadap kebijakan yang dilakukan karena kembali pada “tempo doeloe tapi jaman now” pedagang diajarkan pada sebuah pelanggaran yang melanggar aturan, ujar beberapa kata pengamat. (1/01/18)

banner 336x280

Bahkan ini sebuah kemunduran akhir tahun yang di lakukan Anies – Sandi terhadap kawasan Tanah Abang yang sudah baik, hampir dekade 15 tahun Tanah Abang hilang dari kelam prostitusi, premanisme, bahkan kekumuhan sepanjang jalan walau tak dipungkiri kemacetan kerap muncul, tapi Tanah Abang tetap bersahaja oleh aturan yang dilakukan seluruh institusi dalam menyelamatkan muka Tanah Abang sebagai paru paru Jakarta di mata dunia.

Kini terlihat masyarakat begitu tak puas oleh penataan yang katanya model perdagangan seperti Istambul – Turkey tapi kita bisa melihat dari atas “fley over” hanya tenda – tenda model kerucut, apakah yang seperti itu model penataan Istambul, ujar Yudi warga Tanah Abang, apa yang seperti di katakan Wagub Sandiaga Uno.

“Sisi lain rumah kami ditutup oleh akses yang ada melalui panjangnya PKL seperti rel kereta api atau ular naga berjejer penuh warna tenda dengan kehiruk pikukakan sepanjang hari.”

Indah memang, PKL pun senang karena bukan warga DKI saja yang ikut berperan dalam mengakali hari momentum “Kemerdekaan PKL” seluruh DKI Jakarta, seluruh warga akan ikut berperan serta terutama bagaimana memanfatkan moment Tanah Abang bagi siapa saja yang ingin datang.

Efek domino ini terus beriringan dengan adanya munculnya faksi atau kelompok hingga ormas lokal dalam ikut kontribusi untuk mencoba mempunyai ikutan pesta rakyat yang dimanfaatkan dari kebijakan ini, parkir menjadi incaran dengan nilai nanti diatas 5.000 rupiah, upeti lapak akan terus menjadi permainan atas pungli yang menjadi celah, walau sekarang masih gratis apa iya pertanyaannnya.

Siapa yang bongkar pasang tenda apakah itu dana APBD (Dinas UMKM) atau pihak – pihak ketiga yang nota bene mencari keuntungan dibalik trotoar dan badan jalan.

Efek Tanah Abang Merambah

Bagaimana efek Tanah Abang, kata berbagai pengamat terlihat semua titik PKL akan bangkit ikut sama dengan program Tanah Abang karena ini sudah dilegalkan oleh Gubernur DKI terhadap trotoar – jalan untuk boleh berdagang dimana saja.

Sebut saja, Jatinegara, Kebayoran Lama, Kemayoran, Taman Sari, Fatahillah Kota Tua mereka hanya menunggu waktu untuk menjalankan ekonomi kreatif diatas trotoar dan badan jalan.

Perda No.8 Tahun 2007 Tentang Ketertiban Umum menjadi “ambigu”, Satpol PP tak berdaya, Dishub DKI progress rekayasa jalan banyak dimaki supir mikrolet M09, M11, M12 yang nota bene harus bertarung dengan uang setoran, ujar Ihsan (42) supir mikrolet.

Sementara pengguna jalan Rita (27) saat diminta pendapatnya oleh sketsindonews.com mengatakan, dengan adanya kebijakan seperti ini ternyata kami penikmat trotoar harus gigit jari, karena Anies Baswedan mendahuluan kepentingan yang lebih urgent, karena kami kan hanya pejalan kaki, tukasnya.

Kalopun saya pekerja ingin jalan pun masih wajar kali saya juga harus jalan menyatu dengan para pedagang karena disitulah titik pasar dan pembeli karena penuhnya kemacetan disitulah letak konsep transaksi perdagangan berjalan, tanpa harus memilah mana aturan atau tidak, kata Rita..

Percuma juga kami protes karena aturan itu sudah dilanggar oleh persoalan yang lebih post major karena pedagang dianggap melebihi apa yang menjadi lebih krusial dibandingkan peningkatan ekonomi yang mempenyai penanganan lebih elegances, dan humanis bagi warga DKI Bahagia Warganya, tutup Rita.

reporter : nanorame

banner 336x280

Tinggalkan Balasan