Gubernur BI : Soal Kondisi Perekonomian RI dan Ekonomi Global.

oleh
oleh

Jakarta, sketsindonews – Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menyatakan, seluruh dunia sedang menghadapi ketidakpastian ekonomi keuangan global. Berkaitan pada pola pertumbuhan ekonomi global lebih banyak bertumpu pada Amerika Serikat (AS). Ekonomi dunia saat ini tumbuh 3,8%, tetapi lebih banyak tumbuh di AS.(10/9)

Negara lain banyak turun, sehingga pertumbuhan ekonomi dunia tidak didukung dari sumber pertumbuhan yang merata. Ekonomi China saat ini tumbuh 6,7% dan kemungkinan akan turun tahun depan. Ekonomi global saat ini menjadi sumber ketidakpastian karena sumber pertumbuhannya tidak merata. Mestinya negara lain juga tumbuh.

Sumber ketidakpastian lain dari kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS. Kemungkinan akan ada kenaikan lagi sehingga menyebabkan Investor menarik dananya dari negara-negara berkembang karena suku bunga AS. Jadi investor menarik dananya dan pindah ke AS. Ini juga menjadi sumber tekanan nilai tukar di berbagai belahan dunia. Banyak negara mengalami tekanan nilai tukar sedangkan dolar AS naik.

Sumber ketidakpastian lainnya adalah ketegangan perdagangan antara AS-China, AS-Eropa, Turki, dll, sehingga menyebabkan ketidakpastian. Jangan-jangan akan menghambat ekonomi ke depannya, sehingga membuat investor semakin menarik dana dari negara berkembang. Itu penjelasan dari temanya.

Kami berpandangan dari pendapat kami, khususnya Indonesia, khususnya BI. Kuncinya tidak harus memperkuat ketahanan ekonomi, tapi juga harus merumuskan bauran kebijakan sehingga bisa merespons. Bauran atau ramuan kebijakan policy ada mix-nya kalau di bank sentral, dan dilakukan BI juga, yaitu adalah menggunakan instrumen kebijakan suku bunga.

Kenapa kita naikkan suku bunga? Bukan karena inflasi tinggi. Inflasi kita 3,3% dan itu rendah, di bawah target kita 3,5%. Bukan karena ekonomi jelek. Ekonomi kita 5,27%. Bukan karena bank lemah. Jadi ekonomi domestik kita cukup bagus, cuma ada high uncertainties.

Sehingga mengharuskan kita merespons dengan suku bunga agar stabilitas terjaga, agar daya tarik dari obligasi pemerintah tetap menarik. Kita harus menjaga imbal hasil obligasi dan saham tinggi.

Jadi, menaikkan suku bunga demi stabilitas. Mendukung nilai tukar melalui intervensi ganda. BI siap melakukan intervensi kalau pertukaran tidak normal. Kita membeli obligasi pemerintah dari pasar sekunder. Kita melakukan swap ini untuk bisa memberikan para pengusaha, baik importir maupun eksportir, jelas Agus.

Jadi kalau kebutuhan dolarnya tinggi dalam sebulan atau dua bulan, jadi tidak harus beli dolar sekarang. Pelaku pasar bisa lakukan swap dengan BI. Kita sediakan secara cepat dan murah. Di sini ada dua jenis: swap operasi moneter dan swap aging. Dari pagi biasa sudah diumumkan jam 2.

Kata Agus ada beberapa hal dalam situasi keuangan dunia serta bagaimana sikap pemerintah melaukan kebijakan ini,

Soal Stabilitas Rupiah

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.