Jakarta, sketaindonews – Apa yang dilontarkan para politisi PDIP dengan wacana duet Jokowi – JK jilid II di Pilpres 2019 yang kontan menjadi sungguh kontroversi.
Founder Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA meyakini Jusuf Kalla tak akan jadi cawapres Jokowi lagi pada 2019, tukasnya.
“Jusuf Kalla akan tetap menjadi pemain penting dalam Pilpres 2019. Tapi tidak sebagai wapres, tapi sebagai “king maker.” Untuk menjadi wakil presiden itu tidak lagi menjadi maqom-nya JK, tidak lagi jadi pencapaian politiknya karena dia sudah dua kali jadi wapres, jadi mau apa lagi,” kata Denny dalam perbincangan dengan wartawan, Senin dilansir detik. com. (26/2)
JK juga dinilai Denny sudah kehilangan energi yang dibutuhkan untuk running sebagai capres di Pilpres 2019.
“Juga pilpres ini belum eranya dipimpin orang bukan dari Jawa di 2019 ini, suka atau tidak suka. Mungkin nanti 25 tahun yang akan datang beda lagi,” kata Denny.
Denny menduga JK akan memilih menjadi king maker untuk menentukan siapa capres dan cawapres yang akan maju di Pilpres 2019.
Denny mengungkap ada beberapa kekuatan yang bisa menjadikan JK sebagai king maker.
“Pertama, koneksinya kepada Partai Golkar dia dekat ketua umum dan banyak kaki dan jaringan di sana.
Kedua, koneksinya terhadap kalangan muslim, dia ketua Dewan Masjid dan saat ini kedekatan ini menjadi sumber daya politik yang penting.
Dia juga konektor penting bagi pengusaha pribumi untuk ikut menggolkan capres di 2019. JK juga punya kendaraan baru, yaitu Institut Lembang Sembilan itu akan menjadi think tank-nya,” papar Denny.
“Jadi JK bisa menjadi “king maker” menjadi orang yang powerful di 2019 ini”.
Jadi kalau dia muncul sebagai wapres itu tidak lagi pencapaiannya, jadi capres dia juga tidak lagi punya passion, tapi jadi king maker yang punya pengaruh itu tantangan berikutnya. Jadi 2019 itu hal terakhir di mana Jusuf Kalla berubah dari politisi menjadi negarawan,” pungkasnya.
reporter : nanorame
