Jakarta, sketsindonews – Apakah penduduk Indonesia semakin miskin banyak tulisan tentang kebijakan ekonomi Jokowi dalam pemerintahan berbanding terbaiik oleh persoalan data yang tak pasti dengan tanla bukti akurasi yang ada.
Seperti yang di sampakain dalam sebuah tulisan Natalius Pigai, sebenarnya saya ingin tertawa, karena menyajikan data yang tidak utuh dan memberikan penilaian hanya menurut kemauan dia saja.
Dalam tulisannya, Natalius Pigai mengatakan bahwa Jokowi yang terburuk didalam menurunkan Prosentase angka kemiskinan, hanya karena menurunkan angkan kemiskinan dari : 10.96% menjadi 9.82%.
Untuk hal tersebut, Natalius Pigai membandingkan penurunan-penurunan yang dicapai oleh presiden-presiden sebelumnya.
Bahkan Natalius Pigai menambahkan keterangan dalam tulisannya sebagai Mantan Kepala Subbidang Statistik Ketenagakerjaan Kemenakertrans RI, seolah-olah data analisa yang disajikan oleh Natalius Pigai adalah analisa dari seorang yang ahli dalam statistik.
Hal ini langsung di sikapi Andrew Parengkuan dari Asosiasi Tenaga Penjual Jasa Keuangan sekaligus Ketua Umum
Rumah Gerakan 98 dan Kepala Bidang Perekonomian. (26/7)
Terang Andrew menurutnya, “Saya sendiri bukan bekerja di bidang statistik dan tidak mendalami ilmu statistic, tetapi ketika saya menemukan data (yang tidak disajikan oleh Natalius Pigai), ternyata untuk dapat menilainya, hanya perlu hitung-hitungan anak SD saja, yaitu meilhat Nilai Tertinggi, Nilai Terendah dalam suatu deret angka”.
