Home / Profile / Komunitas / Lansia Ini Berani Ujian Kenaikan Sabuk Taekwondo

Lansia Ini Berani Ujian Kenaikan Sabuk Taekwondo

Jakarta, sketsindonews – Puluhan lansia (lanjut usia) di Panti Jompo Werdha Wisma Mulia ujian kenaikan tingkat sabuk (UKTS) Taekwondo. Adapun, ujian kenaikan tingkat sabuk merupakan syarat untuk mendapatkan sabuk yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Ujian tersebut, merupakan inisiasi dari Klub Taekwondo Nenggala yang berpusat di Jakarta Barat.

Pendiri Taekwondo Nenggala, Sabeomnim Carolina mengatakan, para peserta melakukan free medical check up juga yang di support oleh salah satu Dokter dari orang tua siswa Dokter Miladi Kurniasari sebelum melakukan ujian untuk memastikan oma opa sehat dalam melaksanakan ujian.

“Peserta yang ikut ujian untuk oma opa dan beberapa pendamping sebanyak 29 orang dan mereka sabuk putih semua yang mulai latihan sejak awal bulan May 2022” kata Master Carolina kepada Sketsindo di Panti Jompo Werdha, Grogol, Jakarta Barat, Jumat (25/11/22).

Lebih lanjut, Master Carolina mengungkapkan, ujian para lansia kali ini tidak akan disamakan dengan ujian normal yang sering dilakukan, akan disesuaikan dengan kondisi oma opa saat ini.

“Tentunya untuk para lansia tidak bisa kita samakan standardnya dengan peserta yang normal” katanya.

Ujian tersebut juga dihadiri Master Kwak Young Min, MPE yang merupakan salah satu dispacth Master KUKKIWON (pusat Taekwondo dunia) untuk Indonesia. Dan yang menjadi penguji sabeomnim Bimoadji, SJ dan Master Carolina.

Ujiian para Lansia di Panti Jompo ini juga mengundang ketua Pengprov Taekwondo DKI Jakarta Mayjen (purn) TNI Ivan R. Pelealu dan sayangnya berhalangan hadir karena kesibukan beliau.

“program ini dijalankan dengan arahan dari Master Kwak Young Min” ucap Master Carolina.

Sementara itu, salah satu peserta lansia, Shanty (72) mengaku sangat senang dengan adanya kegiatan Taekwondo di Panti Jompo Werdha.

“Sangat senang dan bersemangat sekali. Gak pernah gak ikut latihan, selalu ikut terus.” kata Shanty kepada Sketsindo saat ditemui.

Kendati demikian, Shanty mengatakan tidak bisa full mengikuti karena merasakan sakit pada lututnya yang sudah lama diderita.

“Tapi gak bisa latihan penuh. Ini lututnya sakit, mesti di operasi. Sakitnya sudah lama” paparnya.

Terakhir, Shanty mengatakan bahwa dirinya tidak pernah takut terlambat untuk belajar walaupun dirinya sudah menginjak usia 72 tahun.

“Usia boleh 72, tapi mesti tetap semangat latihannya” pungkasnya.

Check Also

ICTOH ke-8: Youth Forum Rancang Deklarasi Anak Muda dalam Pengendalian Tembakau

Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey Indonesia 2019, ada 19,2 persen siswa, lalu 35,6 persen …

Watch Dragon ball super