Oleh: Syarifudin Yunus, Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka
Semua orang pasti tahu arti rekam jejak atau track record. Karenanya, hampir setiap orang pula saat ini sedang sibuk merangkai cerita. Sedang memahat rekam jejak kehidupan di dunia. Di dunia nyata, di media sosial, dan di media angan-angan. Persis seperti capres dan cawapres yang sedang berjuang mengukir rekam jejak agar dipilih rakyat.
Bila ditelisik, rekam jejak itu boleh diartikan semua hal yang seseorang atau organisasi telah lakukan di masa lalu. Tentang seberapa baik (bukan seberapa buruk) dalam melakukan pekerjaan, mengatasi masalah, berinteraksi, dan menyajikan Solusi. Jadi, rekam jejak itu dimensinya sisi positif, bukan negatif. Sesuatu yang baik itulah rekam jejak. Dalam konteks bisnis, rekan jejak selalu bertumpu pada kinerja yang baik, semua yang sukses dan berhasil, dan semua yang menghasilkan keluaran yang patut ditonjolkan. Tidak ada perbuatan atau prestasi buruk yang dipublikasikan. Maka aneh saja, bila hari ini masih banyak orang-orang yang fokus pada keburukan atau pikiran yang negatif. Rekam jejak itu sesuatu yang positif, bukan negatif. Fokusnya prestasi bukan sensasi seperti kiprah di Taman Bacaan Masyarakat.