Obituari : Bahasa Kyai Hasyim Muzadi

oleh
oleh
banner 970x250

Jakarta.sketsindonews – Cuplikan ceritera dan ceramah mendiang tokoh NU patut menjadi bagian untuk kita renungkan dari seorang Kyai NU yang telah pergi, tapi joke sindiran itu masih terngiang bagi orang yang mendengarnya dari celoteh sosok Kyai Nu ini.

Demikian Muzadi menyindir orang-orang yang mudah mengafirkan sesama muslim. Kontan saja, orang yang mendengarkannya tertawa terbahak-bahak. Itulah kekhasan Kiai Hasyim dalam berbicara, penuh humor, baik saat ngobrol terbatas hingga berceramah di depan ribuan orang.

banner 300x600

Tidak ada rasanya, orang NU yang tidak kebagian humor Pak Hasyim, demikian Kiai Hasyim Muzadi akrab dipanggil. Humor Pak Hasyim meluncur dengan deras, kapan pun, di tengah acara apapun. Kita bisa tertawa berulang meski cerita sudah pernah didengar berkali-kali.

Bahkan saat cermah maulid Nabi Muhammad SAW di istana, humor mengalir dengan lancar, bikin suasana istana jadi cair. Dia berceramah mestinya membaca naskah yang ada di tangannya, tapi ternyata, ceramah dengan gaya bebas.

“Saya kadang-kadang berpikir, ini negara non muslim, barang yang hilang, kok ketemu semua. Sementera di negara yang mayoritas Islam, barang yang ada, hilang semua,” demikian dilontarkan Pak Hasyim di depan Presiden, wakil presiden, para menteri, para duta besar. Semua yang hadir tertawa, termasuk Presiden Jokowi dan Ibu Negara. Bahkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tertawa hingga membenahi posisi duduk dan jasnya.

Di istana pula Pak Hasyim menyindir umat Islam yang memakai nama Muhammad tapi perilakunya tidak seperti Nabi Muhammad. Nabi Muhammad, kata Pak Hasyim, membuat konsensus bernama Piagam Madinah, bukan Negara Islam. Di dalamnya tertuang kesepakatan-kesepakatan hidup bersama dengan damai. Semua orang diberi ruang untuk mengembangkan kehidupannya, tanpa membedakan latar belakang agama yang berbeda.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.