Mari Bersikap Adil Terhadap Pancasila Dengan Mendudukan Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum

oleh
oleh
banner 970x250

sketsindonews – Pancasila adalah sebuah kesadaran yang terkandung dalam perasaan umum rakyat Indonesia untuk dapat terwujud dengan sejatinya menjadi jalan utama mencapai tujuan cita-cita Indonesia Merdeka yang dijanjikan di dalam Pembukaan UUD 1945.

Karena Pancasila merupakan unsur-unsur sila yaitu :

banner 300x600
  1. Ketuhanan Yang Maha Esa,
  2. Kemanusian yang adil dan beradap,
  3. Persatuan Indonesia,
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tidak ada hal yang merugikan bagi rakyat Indonesia dari sila-sila yang terkandung dalam Pancasila sehingga upaya-upaya yang berkehendak dalam “mengganti/mengaburkan” letak kedudukan Pancasila sebagai falsafah, idiologi dan dasar Negara bukanlah kehendak perasaan umum rakyat Indonesia.

“MEREKA” yang berniat dan berupaya merubah Pancasila pada sejatinya belum pernah mengamalkan dan menjalankan Pancasila secara sungguh-sungguh dan menjadikan celah objektif material prilaku-prilaku triaspolitika yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah melecehkan dan mengabaikan Pancasila.

Modernisasi, keterbukaan dan berkembangnya ilmu pengetahuan telah dijadikan alat sebagai titik pukul melemahkan Pancasila serta menyimpulkan Pancasila adalah sebuah impian abstrak yang tidak berbentuk serta tidak dapat direalisasikan. Mereka adalah ”kelompok-kelompok cerdas” yang sangat mengetahui kedasyatan Pancasila bila di implementasi dan titik lemah kegagalan implementasi Pancasila.

 

“Bukankah sejarah pernah mencatat :”

Pada abad 15 abad Renaissance bagi eropa dan masa itu membawa Revolusi Industri dan Motivasi 3G (Gold, Glory, Gospel) dimana sebelumnya Konstantinopel Dikuasai oleh Kesultanan Usmani Turki Ibukota pun berpindah dari Andrianopel ke Konstantinopel atau disebut juga Istambul yang berarti “Tahta Islam”.

Dengan dikuasainya Konstantinopel ini berarti berakhirlah riwayat kekaisaran romawi. Dengan demikian, pusat perdagangan rempah-rempah di Instambul dikuasai oleh para pedagang Islam.

Pentingnya rempah-rempah bagi Eropa para pedagang Eropa mencari jalan baru dengan mengarungi Samudera Atlantik dan Samudera Hindia yang belum dikuasai oleh kerajaan Islam.

Dilain pihak Portugis mengalihkan rute pelayaran samudera dengan melewati pantai barat Afrika, ujung Afrika, timur Afrika terus ke samudera Hindia dan sampailah ke Malaka dan Maluku. Hasil pelayaran ini diikuti oleh pelayar-pelayar dari eropa.

Inilah salah satu sebab awal terjadinya praktik kolonialisme dan imperialisme bangsa-bangsa Eropa atas negeri-negeri di Asia dan Afrika.

Begitu pentingnya rempah-rempah bagi Eropa baru pada abad 15 mereka dapat menjelejah dengan didasari modernisasi, keterbukaan dan berkembangnya ilmu pengetahuan ketika Eropa mencari jalan baru perdagangan dengan dikuasainya pusat perdagangan rempah-rempah di Instambul dimana rempah-rempah itu sendiri telah menjadi penting bagi Eropa sejak abad 13 yaitu abad kegelapan bagi Eropa Dark Ages. Dan Nusantara masuk di era kolonialisme dan imperialism pada abad 15.

 

Bukkankah sejarah juga mencatat

Pada tahun (1753-1773), atau tujuh belas tahun sebelum pecahnya perang Diponegoro atau yang lebih dikenal dengan Perang Jawa. Dimana terjadi peristiwa Perang Kedongdong perang rakyat Cirebon dibawah Pimpinan Pangeran Suryanegara, Putra Mahkota Sultan Kanoman IV yang membuat pihak Belanda berhenti menggunakan cara frontal menghadapi perang rakyat Cirebon dan dengan cara tipu muslihat Belanda berhasil meredam perlawanan rakyat Cirebon.

Dan hal ini juga terjadi ketika Belanda melemahkan perlawanan Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol maupun Cut Nyak Dien.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.