Pendidikan Pancasila dan Nasionalisme Dalam Perspektif Bola

oleh
oleh
banner 970x250

Opini, sketsindonews – Dalam menumbuhkan rasa Nasionalisme bagi rakyat Indonesia secara kasat mata salah satunya adalah melalui olah raga disemua bidang, terutama khususnya di cabang olah raga sepak bola.

Ketika penulis masih SD di era tahun 80-an hafal mati tentang isi 36 butir dalam pancasila yang sekarang berubah menjadi 45 butir, mungkin pembaca generasi saat ini baru menyadari.

banner 300x600

Kami senang dengan cerdas cermat P4.dan kita diwajibkan untuk ikut penataran P4 baik ketika SMP maupun SMA sampai di Perguruan tinggi. Simulasi P4 sebagai perwujudan pengamalan dan implementasi Pancasila begitu sangat tersosialisasi sampai ke tingkat Rt, Rw maupun kelurahan. Sehingga tidak khayal ketika pertandingan bulutangkis maupun Sepakbola sebagai olah raga rakyat begitu memasyarakat dengan slogan mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga.

kali ini agar menarik kami akan mengulas pertandingan sepakbola sebagai olahraga rakyat dan tentunya semalam sangat menyita perhatian masyarakat Indonesia dengan mengawali analisis pertandingan Indonesia vs singapura dengan menyelipkan nilai-nilai pancasila di akhir tulisan ini. Sebagai pecinta bola, pecinta tanah air simak analisis betikut ini.

Posisi depan, pelatih Shin Tae Yong (STY) belum menemukan Goal Getter yang tepat sehingga merotasi 3 Striker yakni Dedik, Ezra Walian, Lanjut Saghara yang bermqin nyaris hanya 12′. Menurut saya terlalu singkat minimal setelah 20′ Ezra Walian kurang bisa langsung diganti, kira-kira menit 65′-70″ sehingga durasi main Saghara bisa 20′-25′.

Selain itu 4 Striker yang dimiliki TImnas indonesia belum mampu menjadi Goal Geter hanya ezra yang bisa nyetak satu-satunya gol dalam piala AFF 2020 ini, lainya oleh Irja, Witan, Irianto, Arhan, Rumakik dan Evan Dimas. Ini pertanda bahwa STY belum memiliki Striker Predator haus gol sekelas Eloco Gonzales, Beto atau Ilham Jaya Kusuma.

Namun kita tidak menyalahkan STY barangkali ini strategi yang menempatkan Strikernya sebagai Pemantul maupun pemecah konsentrasi lawan. Kira-kira mendekati strategi liverpol lebih produktif scond line daripada strikernya yang berbeda dengan kebiasaan tim-tim kita yang masih mengandalkan striker haus gol. Hal ini disadari atau tidak memang Timnas Indonesia krisis striker murni karena dikompetisi kita baik Liga 1 maupun Liga 2 rata-rata menggunakan jasa pemain asing untuk posisi striker. Sehingga bisa dikatakan Efek liga kita banyak menggunakan striker asing. Spaso pilihan tepat menurut kita tapi belum tentu tepat menurut STY tentunya ada pertimbangan lain menurut STY. Striker asli pribumi mungkin yang sekarang in saya lihat Ahmad Nurhardianto Bhayangkara FC maupun Osvaldo bisa jadi referensi.

Untuk 3 Striker yang semalam di Pasang mungkin Saghara cukup bagus hanya terlambat dimasukan karna cukup 12′, sebagai cataran walaupun sebentar ada shoting on goal. Shagara yang cukup bagus namun performa Penjaga Gawang Singapura semalam termasuk bagus.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.