Refleksi Catatan Akhir Tahun PSTI, Ketum PSSI Harus Mundur

oleh
oleh

Jakarta, sketsindonews – Tahun 2017 belum menjadi tahun yang memberikan harapan prestasi bagi sepak bola Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari berbagai momentum sepak bola yang terjadi. Dimulai dari prestasi Tim Nasional Indonesia, pelaksanaan kompetisi sepak bola di tanah air, perbaikan PSSI sebagai organisasi induk sepak bola, hingga nasib supporter yang kurang menjadi perhatian sehingga menimbulkan jatuhnya korban masih harus menjadi catatan khusus ditahun 2017 ini.

Prestasi Tim Nasional

Di tahun 2017, prestasi tim nasional sendiri masih jauh dari harapan. Tidak adanya target yang dicanangkan oleh PSSI menjadi kenyataan.

Medali emas SEA Games yang menjadi target gagal tercapai, juga target target lainnya ditingkatan umur U19 juga gagal diraih. Entah apa penyebab gagalnya semua target ini, apakah beban target yang terlalu tinggi? Atau memang kesalahan managemen yang menyebabkan publik bertanya atas gagalnya prestasi sepak bola Indonesia.

PSTI (Paguyuban Suppoeter Timnas Indonesia) melihat managemen sepak bola kita yang hanya menginginkan prestasi yang instan, tidak membangun sebuah system yang baik melalui kompetisi yang berkualitas disemua tingkatan umur. Prestasi instan ini terlihat dari proses seleksi hingga naturalisasi yang seolah dipaksaksakan. Sementara kompetisi tingkatan umur yang berkualitas sebagai system seleksi yang baik selalu terabaikan.

Inilah catatan penting yang perlu dievaluasi bagi penyelenggara induk sepak bola PSSI tahun 2017 yang membuat pecandi sepak bola Indonesia menjadi miris, ujar Ignatius Indro Ketum PSTI yang didampingi Sekjen Sigit Karyadi. (26/12)

Pertama, Pelaksanaan Kompetisi Tanah Air

Pelaksanaan kompetisi dalam hal ini Liga 1 hingga kebawahnya ditahun 2017 juga masih jauh dari kata memuaskan.

Masih banyak kejadian yang membingungkan perserta liga mulai dari aturan-aturan yang berubah saat kompetisi berlangsung. Masalah transparansi anggaran, sponsor dan hak siar hingga managemen kesehatan atlit yang belum maksimal hingga menimbulkan korban jiwa masih menjadi sorotan yang perlu diantisipasi kedepannya.

Juga tidak adanya kompetisi jenjang umur yang berkualitas harus menjadi perhatian. Hal ini penting menjadi catatan, karena kompetisi menjadi dasar penyeleksian pemain tim nasional.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.