Jakarta, sketsindonews – “Satu!, Dua!,” seru Sabeomnim Carolina DAN VI Kukkiwon kepada para lanjut usia (lansia) yang mengikuti kelas Taekwondo di Panti Jompo Werdha Wisma Mulia, Grogol, Jakarta Barat.
Mendengar seruan itu, kedua tangan para lansia sontak mengepal dan memukul ke arah depan.
Sekilas, tampak beberapa orang lansia memakai seragam Taekwondo (dobok) dengan sabuk putih mengikat di pinggangnya duduk di kursi sedang berlatih Taekwondo. Cahaya matahari mulai terbit menyinari pertanda dimulainya kesibukan dari berbagai kalangan tak terkecuali para lansia di Panti Jompo Werdha.
Para penghuni Panti Jompo Werdha tampak sangat antusias mendengar dan mengikuti perintah dari sabeomnim Carolina. Yang mana kegiatan tersebut merupakan inisiatif dari ketua Korean Culture Center Indonesia (KCCI) Mr. Kim Yong Woon mengatakan memperkenalkan Taekwondo dikalangan lansia merupakan salah satu program dan menjadi agenda tetap dari KCCI sejak bulan May 2022, program ini dijalankan dengan arahan dari Master Kwak Young Min, MPE yang merupakan salah satu dispacth Master KUKKIWON (pusat Taekwondo dunia) untuk Indonesia.
Begitulah gambaran setiap Jumat pagi pukul 8:30 hingga 9:30 WIB di Halaman Panti Jompo Werdha. Sabeomnim Carolina mengatakan, seminggu sekali para lansia tersebut mengikuti latihan Taekwondo.

“Opa, Oma (para lansia) setiap hari Jumat pagi rutin latihan Taekwondo selama satu jam, mulai jam 8:30 sampai 9:30” kata Sabeomnim Carolina kepada Sketsindo saat ditemui di Jakarta, Senin (25/10/22).
Awal Perkenalan Latihan
Sabeomnin Carolina bercerita, para lansia tidak mendapatkan kepercayaan diri dalam waktu singkat. Terbukti, pada saat awal perkenalan tak satupun yang percaya diri.
“Awalnya tuh Opa dan Oma pemalu dan gak percaya diri, awalnya kita tawarkan untuk nyoba tapi mereka gak ada yang berani seperti pecahin papan, tapi sekarang udah ada yang minta 2 bahkan 4 papan, malah pernah ada yang mecahin 2 Hebel” tutur Carolina kepada Sketsindo.
Setelah latihan, lanjut Carolina, para lansia gemar bercerita berbagai hal. “Mereka suka cerita, mulai dari candaan sampai keluarga” sambungnya.
Pemegang sabuk hitam Taekwondo DAN VI Kukkiwon yang juga salah satu Master Taekwondo Kukkiwon dan pendiri Taekwondo Nenggala yang berpusat di Kedoya Sport Club, banyak cerita dibalik senyum dan tawa pada saat latihan.
“Ada yang salah satu dari mereka ada yang tidak pernah didatangi keluarga, ada yang memang belum pernah menikah, jadi memang sebatang kara, bahkan ada yang diantar anaknya yang para lansia ini tidak tau kalau itu Panti Jompo, dan gak pernah dijenguk lagi” ucapnya.
Sabeomnim Carolina merasa dirinya banyak mendapat berkat dari apa yang di lakukan dengan berbagi ilmu Taekwondo kepada opa oma yang dibantu oleh pelatih pelatih Nenggala yaitu Sabeomnim Reza dan Sabeomnim Rico melatih di panti Jompo.
“Yaa, kita dipeluk, kita didoakan, itu kan sebuah berkat buat kita, walaupun ini bentuknya Charity (amal)” imbuhnya.
Menariknya, latihan Taekwondo tak hanya untuk membela diri, membentuk karakter, dan berolahraga. Namun bisa juga sebagai terapi bagi beberapa penyakit.
Salah satunya, Oma Diah (64), dirinya menderita penyakit syaraf kejepit. Namun, setelah beberapa bulan mengikuti latihan Taekwondo, penyakit yang diderita berangsur membaik.
Pembinaan untuk para Opa dan anak anak tidak mampu juga ada di Cikokol Tangerang yang juga merupakan program dari KCCI mulai dari tahun 2021, program ini tetap dibawah arahan dari Master Kwak Young Min, MPE dan kepala pelatih sabeomnim Carolina dibantu oleh sabeomnim Bambang Yuniarto.
Terpisah, Wakil Ketua I Panti Jompo Weedha Wisma Mulia, Yulian, mengapresiasi kegiatan rutinitas latihan Taekwondo tersebut.
Dia menilai, antusias dari para lansia sangat tinggi dan menjadi keseharian dari para lansia yang sudah berumur 65 tahun hingga 92 tahun.
“Intinya mereka masih punya keinginan untuk berlatih. Padahal, awalnya sebagian dari mereka takut dan ragu. Bisa gak sih? karena bayangannya itu kan Taekwondo itu keras, sementara mereka sudah berumur semua” ungkap Yulian saat dihubungi Sketsindo, Selasa (25/10/22).
Jadi selang beberapa bulan, sambung Yulian, Taekwondo itu sudah menjadi bagian dari keseharian para lansia tersebut.
“Sebelum Sabeum (pelatih) datang, mereka sudah menunggu dengan semangat untuk bersiap-siap latihan” pungkasnya.
(Fanss)