Kisah Monyet Dan buaya, “Jangan Bohongi Teman”

oleh
oleh

Lalu, si monyetpun mulai menjelaskan.

“Begini buaya sahabat ku, karena waktu itu aku terburu-buru berangkat ke rumah mu, jadi hati ku tertinggal di rumah, hati ku lupa aku bawa. Jika kau mengantar aku hingga rumah, nanti akan ku berikan hati ku pada mu. Lalu bisa kau berikan pada isteri mu,” Kata Monky monyet mulai menipu buaya.

“Wah, benarkah itu? Baiklah, kalau begitu aku akan mengantarkan mu pulang untuk mengambil hati mu, lalu serahkan pada ku,” Kata buaya yang bodoh itu. Dia mulai termakan oleh siasat Monky monyet.

Lalu si buayapun berenang menyusuri sungai untuk mengantar Monky monyet. Dan setelah mereka tiba, Monky monyet langsung melompat dan naik ke rumahnya yang ada di atas pohon. Sementara si buaya berada di bawah di pinggir sungai.

“Hai monyet..! Sudah kau ambil belum hati mu? Jika sudah, lekas turun dan berikan pada ku,” Teriak buaya dari bawah.

Lalu si monyet pun melongokan kepalanya dari atas pohon sambil tertawa terbahak-bahak.

“Hahaha.. Dasar buaya bodoh, buaya pembohong..!! Kini kau yang ganti ku tipu. Dasar bodoh, mana ada hati yang bisa di tinggal. Hati ku selalu ku bawa kemanapun aku pergi. Kini persahabatan kita putus sampai di sini. Karena kau adalah buaya pembohong yang berusaha mencelakai ku. Selamat tinggal..!!,”  Kata monyet kemudian melompat bergelantung dari pohon ke pohon dan menghilang dalam rimbunya hutan.

Si buaya hanya bisa terpaku. Kini dia mulai sadar akan kesalahan yang dia buat. Tapi semua sudah terlambat. Kini dia tak mendapat apa-apa. Malah kehilangan seorang sahabat dan terancam di tinggal isterinya.

Kini, dia hanya dapat menyesali keputusanya tanpa bisa mengulang waktu kembali.

hikmah yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah..
Jangan pernah membohongi teman mu, karena jika kau bohongi mereka akan meninggalkan mu. Dan belajarlah lebih bijak dalam mengambil sebuah keputusan.

Karena jika sampai kau salah pilih, maka kau hanya akan mendapat penyesalan. Dan tanpa bisa memiliki kesempatan untuk mengubahnya.

(Tokoh muda Betawi, Mat Peci)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.