Kedua, perubahan politik dunia, terutama di Amerika Serikat (AS) yang sedang kurang bersabahat dengan Islam dan Timur Tengah. Maka kunjungan Raja Salman ke Indonesia menjadi sangat penting maknanya. Kebijakan Presiden Trump yang diskriminatif terhadap Islam dan Timur Tengah, membuat ketidaknyamanan bagi para investor Timur Tengah. Kemudian Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia mulai dilirik oleh negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Dari sisi investasi, Arab Saudi memiliki potensi yang sangat besar. Sebagian besar orang-orang kaya Saudi adalah keluarga istana. Sebut saja Pangeran Walid bin Talal bin Abdul Aziz adalah termasuk orang terkaya di dunia dengan kekayaan mencapai USD 20 miliar. Dengan lahan investasi terbuka di Indonesia, maka sangat memungkinkan kerjasama itu diperkuat.
Sangatlah naif kalau Indonesia justru belajar kepada negara-negara Timur Tengah dalam memerangi terorisme tetapi tidak optimal memanfaatkan potensi ekonomi yang luar biasa ini. Kepentingan ekonomi menjadi sangat penting dibanding masalah keagamaan dan keamanan saja.
Besarnya rombongan Raja dan lamanya kunjungan telah mengukuhkan karakteristik politik luar negeri Saudi yang dibangun atas dasar kekeluargaan, persahabatan dan kepercayaan.
Dengan demikian kedua negara ini akan duduk sebagai dua negara yang sejajar dan berpengaruh di dunia Islam dan Timur Tengah. Kami melihat sesugguhnya kedatangan beliau ialah melihat keadaan yang terjadi di negeri ini. Situasi sosial politik yang kurang baik, kasus penodaan agama yang tdk serius. Belum lagi halnya melihat keterpurukan ekonomi yang sangat serius menerpa negeri ini.
Oleh karena itu Indonesia membutuhkan bantuan untuk menyelematkan bangsa ini dari kehancuran yang selama ini dapat dilihat berkiblat dengan investor negara lain. Yang memiliki riba yang tinggi dan memiliki misi yang merusak ideologi bangsa ini.
Mudah-mudahan kedatangan Raja Salman ke Indonesia membawa kondisi yang berbeda bagi kehidupan bangsa Indonesia dimasa mendatang, ujar Karman.
reporter : nanorame