Menurutnya, Wanita Batak bisa menjadi momok bagi suami yang kurang bertanggungjawab. Bahkan, bisa menjadi sosok yang menakutkan bila suaminya dianggap tidak mendukung semangat memperjuangkan anak “manjujung anakhon” agar kelak “boi hasea pasangap natoras” sebagai harapan tertinggi orang Batak dalam hidupnya.
Karena itu makanya wanita Batak sering digambarkan dengan sebutan ‘Polisi Toba’. Disebut ‘Polisi’ karena memang tugasnya sebagai istri memang menjaga konsistensi aturan dan rencana yang telah disepakati bersama dalam sebuah keluarga. Adapun tambahan ‘Toba’ di belakangnya hanya untuk menandakan dia adalah halak hita.
Nah, ‘Polisi Toba’ memang sangat ditakuti manakala sang suami membuat suatu kesalahan. Terlebih kesalahan dan sikap itu akan merusak tatanan dan kehidupan keluarga dan anak-anaknya.