Pedang Waktu
Kini ia termangu, memandang kobaran yang ia banggakan
Dari dalamnya pusaran yang selalu ia pertontonkan
Jika jarum jam dalam kuasanya
Pasti ia akan memutar waktu
Tak mengapa jika hanya mundur sedetik
Sungguh jika ia tau waktu telah menjadi jaminan
Semesta pun telah bersumpah bagaimana ia melalaikan waktu
Hingga terlena akan rayuan dan tipu daya makhluk tak berwujud
Kenapa harus menyesalkan?
Bukankah itu hanya menyesakkan dada
Kini ia berganti fikir
Ia letakkan kembali jarum jam itu dan kembali pada pusaran
Bahkan jika harus mengorbankan api yang telah memberinya kehangatan sungguh tak mengapa
Dan itulah makna hidup baginya sekarang
Ada yang harus ia korbankan
Ketika segumpal darah bernama hati
Hancur berkeping-keping oleh sebab tajamnya jarum jam yang selama ini ia acuhkan