Ini kisah aslinya:
GW Pelacur Kalijodo …..Brengsek ini orang! Penghasilan besar gue dan temen-temen gue hilang dalam sekejap. Gue gak nyangka dia punya nyali ngegusur wilayah kekuasaan bos-bos perkasa puluhan tahun. Gue lebih percaya pada kekuatan centeng-centeng daerah sini dibandingkan mulut besar dia. Selama ini orang-orang ngomong gede kalau mereka mau berantas kami tapi gak ada yang berani. Ya tapi, gue dan teman-teman salah! Dia buktiin niat dia. Gue dan teman-teman benci mampus sama dia, apalagi bos-bos kami dan orang yang menikmati duit yang kami hasilkan.
Bajingan! Dia paksa hidup orang-orang di sini berubah. Gue gak punya keahlian apa-apa selain merayu laki-laki hidung belang. Temen-temen gue kabur, gak berdaya melawan penggusuran. Gue nangis, gimana gue bisa hidup besok? Sakit rasanya dipaksa berubah tapi dia berkuasa, gak bisa dilawan, dia ngikutin aturan. Gue yang salah.
Iya, gue mantan pelacur, dipaksa ‘tobat’ sama Ahok. Laki-laki yang datang ke sini gak ada yang berani nolong. Ahok bukan ulama yang kasih-kasih ayat. Selama ini bukannya gak ada ulama yang berusaha bikin gue dan temen-temen tobat tapi siraman rohani cuma bikin gue nangisin dosa 1 jam, setelah itu, ya udah.
Agama gak bisa ngasih gue makan. Lagian kenapa gue aja yang hina? Gue kerja begini karena ada permintaan. Banyak laki-laki yang datang ke sini, jangan-jangan gubernur itu konspirasi dengan ibu-ibu supaya Kalijodo dan tempat maksiat lain digusur. Teman-teman gue masih banyak yang gak mau tobat. Mereka cari tempat lain. Di mana? Rahasialah, ya…Gue takut ibu-ibu konspirasi dengan Ahok lagi ngancurin tempat itu.
Kenapa gue terpaksa tobat?
Gue datang ke tempat kerja gue dulu, ya Kalijodo ini. Laki-laki itu bangun taman indah dengan berbagai fasilitas. Ternyata bukan mal atau apalah, seperti gosip yang gue denger. Gue berbaur dengan orang ‘baik-baik’, dari mulai bayi sampai kakek-nenek. Gak ada yang ngenalin gue. Gue jadi merasa sama terhormatnya dengan pengunjung lain. Hari itu gue bawa bayi gue, yang tanpa bapak itu, dan keponakan-keponakan. Mereka girang main dengan teman-teman seumuran mereka.