Dia menjelaskan, tanda-tanda dan gejalanya terbagi dua untuk stadium awal tanpa gejala dan untuk stadium lanjut terjadinya perdarahan saat hubungan suami istri, keputihan yang berbau dan nyeri perut bawah.
“Di tahap awal tidak bergejala jadi wanita dapat saja terkena kanker serviks tanpa diketahuinya,” ujarnya.
“Saya menilai, masyarakat masih awam dan mereka banyak ingin tahu tentang seluk beluk penyakit kanker serviks ini. Pencegahan yang dapat dilakukan secara umum untuk penyakit kanker serviks dapat dilakukan dengan pencegahan primer melalui penyuluhan,edukasi dan vaksinasi serta pencegahan sekunder yaitu skrining lesi prakanker melalui papsmear, IVA (Inveksi Visualisasi Asetat),” tambahnya.
Dalam penyuluhan tersebut, ada pertanyaan dari peserta yang cukup antusias terkait bagaimana resiko penggunaan pembalut kaitanya dengan kanker serviks?
Sugiri menjawab “Menurut peneliti YLKI, Arum Dinta, penggunaan klorin pada pembalut bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan di organ kewanitaan mulai dari iritasi, gatal, keputihan hingga kanker serviks”.
Sementara, Koordinator Tim Kesehatan Dara Harita Citra Marchela, Amd. An menjelaskan bahwa kegiatan penyuluhan ini juga sebagai pengabdian para profesional medis yang memiliki tanggung jawab pada kesehatan masyarakat.