Paulus juga meminta kepada Sunsugos, yang juga pemberita Injil untuk menengahi masalah Eoudia dan Sintikhe, agar mereka berdamai. Apalagi nama mereka sudah tercantum dalam buku kehidupan. Sayang sekali kalau akhirnya Tuhan mencoret nama mereka.
Kasus ini tentu saja mengurangi sukacita di antara mereka dan pelayanan pemberitaan Injil. Kesombongan memang penghambat untuk menikmati hidup sukacita, dan menjadi kendala dalam pelayanan.
Lalu, bagaimana agar beroleh sukacita itu ?
– BERSUKACITALAH
Paulus mengulangi perkataan ‘bersukacita’, karena itu menjadi sangat penting dalam kehidupan Kristen. Manusia berada di dunia ini hanya sementara waktu, orang Kristen sedang menantikan parousia.
Dalam penantian ini, orang Kristen haruslah hidup sukacita. Itu sebabnya, Paulus berulang menekankan kata ‘sukacita’ (4:4) : ‘Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!’.
– KEBAIKAN HATI
Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Paulus tidak ingin orang Kristen menjadi sombong apabila melakukan kebaikan. Tetapi Paulus ingin agar melalui perbuatan baik itu menjadi kesaksian bagi banyak orang. Paulus mengatakan (2 Kor. 3:3) : ‘kamu adalah surat Kristus’. Pun kebaikan itu adalah tanda sukacita.






