Kami di minta untuk menempati tempat duduk di bus masing-masing karena wisata dan acara perpisahan akan di mulai.
Selama 3 hari di Bali, selain acara perpisahan, kita juga melakukan wisata dengan tujuan yaitu ke kintamani, sangeh, bedugul, tanah lot, pantai kute dan sanur.
Wisata pertama yang kita kunjungi adalah kintamani, sesudah itu sangeh dimana kita bisa berwisata dengan monyet-monyet yang sangat banyak di lepas disini dan sampai-sampai kamera yang saya bawa di rampas begitu aja oleh monyet” tersebut dan membawanya naik ke atas pohon.
Sedikit panik saya lalu mendekati bapak penjaga disana.. Dan dia segera mengacung-mengacung tangannya yang sedang membawa sebuah beberapa pisang. Akhirnya monyet itupun turun di ikuti oleh monyet lain. Moment tersebut di gunakan oleh temen saya untuk mengambil gambar/ fhoto.
Kemudian kita melanjutkan wisata ke bedugul. Setelah menikmati pemandangan yang ada d sana dan berfhoto ria disana, kita pun beristirahat sambil makan snack.
Lalu mata saya tertuju kepada ibu tua setengah bongkok yang lagi jualan salak Bali.. Ibu tersebut menawarkan salaknya kepada wisatawan serta kepada teman-teman saya. Saya melihat dan memperhatikan dengan jelas apa-apa yang telah teman-teman lakukan pada ibu tersebut.
Ibu tua penjual salak berkata.. “Nak , silahkan coba salak ini tidak jadi beli tidak apa”.. Lalu temen” saya yang rombongan bus II (ada 3 bus rombongan dan sy masuk ke dlm rombongan bus 1) kebetulan temen” rombongan bus II ini sedikit slengekan . mereka main makan aja salak dari ibu tua itu tapi tidak satupun yang membeli hingga salak di kerjanjang sedikit.
Kemudian ibu tua itu pun nyeletuk ..” Dasar anak” nakal.. Liat saja nanti apa yg akan terjadi kepada kalian semua. Lihat saja…”
Omongan ibu tua itu pun tidak di gubris oleh mereka. Malah mereka tertawa – tawa.
Setelah cukup beristirahat lalu bapak- bapak dan ibu guru pembimbing kami menganjurkan kami semua untuk masuk dalam bus rombongan masing-masing karena hari sudah mulai gelap dan kita akan kembali ke penginapan.
Dalam perjalanan menuju ke penginapan..tiba” supir bus rombongan kami menghentikan laju bus nya dan berkata .. ” sesuatu telah terjadi dlm rombongan bus II dan rombongan bus III , anak – anak d harap kan diam dan jgn ada yang turun dari bus.”
Lalu pak supir dan kenek nya juga
turun di susul ibu guru pembimbing kami yaitu Ni Nyoman Novita.
Kita semua diam membisu seperti patung dan saling berpandangan mata satu sama lain nya.
Saya sebagai ketua rombongan yg mendampingi ibu Nyoman , jadi ikut penasaran. Maka saya pun memberikan kode kepada teman” agar diam dan saya saja yang akan mencari tahu knp kita semua berhenti d sini. Akhrnya saya pun turun dan mengendap – endap mencoba mencari tahu. Jalanan sangat sepi karena masih daerah wisata yang mana di sisi kanan dan kiri jalan adalah jurang. Sdgkan jalan an ini berkelok kelok seperti ular dan naik ke atas.
Saya mencoba melihat sekeliling lagi.. ” duch.. Sereeem bangat.. Mana sepi pula nie jalan. ” gerutu ku dalam hati. Saya mengikuti jalan yang sedikit turun.. Tak terasa 20 menit sudah saya berjalan.. Dan sayup – sayup saya dengar suara teman” dari arah bawah sana teriak jerit-jeritan.. Setengah berlari saya mendekati asal suara itu.
Dari jauh saya melihat rombongan bus II hampir saja masuk jurang. Jd bus II ini bagian depan nya mengarah ke jurang dan bagian belakang masih di jalan (seperti timbangan. Maka di himbau untuk seluruh rombongan bus II diam di tempat dan jangan ada yang bergerak karrna ditakutkan tidak seimbang hingga datang tim penyelamat / dari kepolisian setempat )
Rombongan bus III juga sempet tidak bisa menanjak ke atas jadi bannya diganjal sama balok batu yang ada di pinggir jalan, dengan semua penumpangnya pada turun semua di pingir jalan.
Saya mendekati ibu guru Ni nyoman, dan guru” yang lain. Smua pada menangis juga teman-teman. Saya lihat ada yang nangis dan baca do’a. Akhr nya polisi dan regu penyelamat berhasil mengevakuasi smua penumpang dgn slmat. (sempat d liput dan masuk berita di TV kala itu ).
Dari jauh semua rombongan dari bus II berdatangan. Mereka pun pada menangis dan kami saling berpelukan satu dengan lainnya. Singkat cerita setelah kejadian itu kami smua segera balik ke penginepan untuk beristirahat.
Pagi nya bapak- bapak dan ibu guru mengumpulkan kami smua di ruangan aula tempat kami menginap. Kami semua sekali lagi di arah kan untuk tidak berbuat macam-macam di sana.
Pak guru mengintruksikan untuk kembali ke Surabaya saja pagi ini tapi semua murid tdk setuju karena telah membayar mahal untuk dapat berwisata di pulau Dewata ini.