Empat tahun ini cukup bagi kita untuk memberikan kesimpulan dari berbagi sektor. Bagi saya, dengan jujur harus menyatakan bahwa Indonesia menjadi sebuah negara yang kehilangan jiwa sejak dipimpin oleh Jokowi. Ya…, INDONESIA YANG KEHILANGAN JIWA.
Rasa ke Indonesia an itu terasa hilang dan Indonesia menjadi superti sebuah negeri yang bisa dilacurkan untuk mendapat uang (utang).
Indonesia menjadi seperti sebuah negeri yang tak punya masa depan karena masa depannya digadaikan oleh pemimpinnya. Utang telah dijadikan satu-satunya jalan menghidupi sebuah ekspektasi salah arat dalam kepemimpinan.
Hak Rakyat dirampas, dipotong, dicabut, dikurangi dan dihilangkan dan kemudian dialihkan untuk membangun beton diatas tanah.
Subsidi untuk rakyat diambil untuk menyenangkan kaum penjajah ekonomi, supaya ada jaminan membayar utang yang ugal-ugalan.
Beton yang kemudian tidak kita miliki tapi dimiliki oleh kaum penjajah ekonomi, namun ironinya adalah bahwa rakyat kemudian dieksploitasi untuk menanggung beban utang yang sesungguhnya tak pernah dinikmati oleh rakyat. Utang itu hanya dinikmati oleh penguasa saat menggunting pita peresmian.
Dan kemudian gunting pita itu akan beredar luas dengan narasi seolah kesejahteraan rakyat meningkat meski Rakyat hanya jadi penonton disekitar pembangunan beton-beton itu karena tenaga kerjanya pun dari negari orang, bukan orang lokal.