Pengurus Daerah Al Washliyah Cirebon menurutnya sudah melayangkan protes keras kepada Ketua Umum melalui Sekjen PB Al Washliyah ustadz Masyhuril Khamis di Jakarta.
Dirinya menambahkan, bilapun pada situasi tertentu Al Washliyah terpaksa harus memutuskan dukungan, maka itu adalah ranahnya Pengurus Besar (PB) melalui rapat yang berskala nasional dan pengambilan keputusannya harus mengacu pada AD/ART melalui mekanisme organisasi yang benar.
Keputusan yang diambil PB Al Washliyah itu baru bersifat mengikat serta wajib dipatuhi oleh semua struktur dan anggota Al Washliyah. “Jadi bukan ranahnya pengurus wilayah. Kalau tiap-tiap PW memutuskan sendiri-sendiri, maka bisa saja nanti setiap PD memutuskan sendiri-sendiri pula. Dengan begitu maka lenyaplah makna sebuah organisasi atau dengan kata lain ‘Organisasi Konyol’,” tegas Aidin.
Ia kembali mengingatkan kepada seluruh pengurus dan anggota Al Washliyah dimanapun untuk tetap solid, karena ada indikasi masuknya pihak luar yang ingin memecah belah keutuhan Al Washliyah dengan iming-iming tertentu kepada oknum pengurus tertentu pada momentum tahun politik ini dan masa menjelang pemilihan presiden saat ini.
Dijelaskannya, hanya pelacur-pelacur politik yang rela menjual marwah organisasi demi recehan yg mereka kantongi. “Wallahi, Demi Allah, kami Keluarga Besar Al Washliyah Kabupaten Cirebon tidak rela dunia akherat dengan kelakuan seperti ini,” imbuhnya.






