“Ya, memang diakuinya pamong perempuan terutama untuk wilayah tertentu harus dituntut lebih keras dalam mendorong percepatan lingkungan sosial, sera peran partisipatif warga aktif untuk menjadi pilar pembangunan”. terang Iqbal.
Dua Lurah di Jakarta Pusat saat ditanya sketsindonews Ojoh Juhariah (Kenari) dan Shinta Purnama (CPT) keduanya secara bersamaan mengatakan, awalnya memang menjadi satu hal sedikit kaget bahwa menyoal masyarakat untuk berkomunikasi tentunya sedikit persoalan, tapi seiring waktu dirinya saat ini memimpin satu wilayah sangat “enjoy it” untuk langsung berbaur bersama warganya.
“Tersita waktu iya, karena untuk melakukan komunikasi massa itu dirinya harus.turun dalam mengurut sebuah persoalan publik”, ucap keduanya.
Dialogis dengan komunikasi tentunya pihaknya lebih banyak mendengar terlebih dulu dalam konteks kemasyarakatan, sebelum kami lakukan sebuah putusan bagi kepentingan publik, kata Shinta.
Seperti strategi kinerja daerah wajah baru Jakarta, untuk terus kami emban bukan hanya mensosialisasikan tapi bagaimana menjalankan roda pemerintahan di wilayah bisa menyentuh dan tepat sasaran sesuai target visi dan misi Gubernur DKI Jakarta.
Tapi yang jelas keberhasilan itu bukan kita menilai tapi publik selain pula pimpinan menjadi ukuran atas peran rensponbilty peran kami serta secara perlahan pasti bisa mengurai permasalahan ditengah warga, tukas Shinta.
nanorame