Selain soal IPTEK, Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu menyebut sektor primer seperti pertanian, kehutanan, kelautan, perikanan, dan pertambangan sebagian besar dikerjakan secara tradisional belum secara optimal dikembangkan menjadi industri berskala nasional.
“Sektor sekunder misalnya manufacturing, processing dan packaging itu produktivitasnya juga masih rendah, sementara akses UMKM terhadap lahan usaha permodalan sarana produksi juga minim,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Rokhmin mengajak insan perguruan tinggi mengasah jiwa kewirausahaan (entreprenuership), yaitu suatu kemampuan untuk merubah sesuatu yang tidak atau kurang ada gunanya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat, bernilai tambah, dan bernilai ekonomi.
“Dalam bahasanya Pak Ciputra, seorang entrepreneur adalah yang mampu mengubah sampah menjadi berkah. “An entrepreneur is someone who spots an opportunity and acts to make it into a commercial success” ujarnya.