Para Budayawan Protes Tolak Revitalisasi TIM dan Pergub 63 Tahun 2019

oleh
oleh

“Saya sangat terkejut, dan saya yakin teman-teman seniman dan budayawan pasti tersinggung apabila membaca di Pergub itu disebut bahwa TIM hanya sebuah lahan. Dimana kita para seniman dan budayawan?” ujar Rano.

Rano pun menjelaskan sejarah terbentuknya TIM. Dahulu, sebelum TIM terbentuk, para seniman dan budayawan suka berkumpul di sebuah bioskop di Pasar Senen.

Kala itu, tepatnya di era 1960an-1970, dunia seni Indonesia memang sedang ‘mati suri’. Kemudian para seniman dan budayawan seperti Ramadhan KH mendatangi rumah Gubernur DKI kala itu, Ali Sadikin, untuk menggelar pertemuan. Dari pertemuan itulah, inisiatif pembangunan TIM muncul.

Rano pun terkejut, para budayawan tidak dilibatkan dalam revitalisasi TIM. “Padahal seharusnya, Gubernur berkonsultasi dengan Dewan Kesenian Jakarta sebelum merancang apa yang disebut revitalisasi itu,” ujar Rano.

No More Posts Available.

No more pages to load.