Manfaatkan Ketakutan Rakyat, Mafia Alkes Untung Berat

oleh
oleh
Ketua Pijar 98, Sulaiman Haikal

Menurut, Ketua Pijar 98, Sulaiman Haikal, ketika akurasi hanya mengenai status positif covid19, tentu tidak terlalu riskan.

“Yang membahayakan adalah hasil test false negative atau negatif palsu, sangat berbahaya bagi peserta test dan keluarganya karena mereka tidak lagi awas dengan covid19,” ujar Haikal melalui siaran pers yang diterima sketsindonews.com, Minggu (10/5/20).

Ia memaparkan bahwa, tercatat merek-merek Biozek dan VivaDiag sebagaimana laporan OCCRP-Tempo, dimana hampir semua alat rapid test covid19 ini buatan China meskipun BUMN Kimia Farma sempat mengecek dan membeli dari Belanda.

Sinyalemen Menteri BUMN Erick Tohir, Kata Haikal tentang bercokolnya mafia farmasi dan alat kesehatan di Indonesia makin terbukti. Selain menyebabkan ketergantungan parah bangsa Indonesia atas impor obat dan peralatan kesehatan, praktek tidak terpuji juga mewabah seiring wabah pandemi Covid-19.

“Problem alat-alat rapid test ini ternyata tidak hanya soal akurasi. Harga pembelian dan penggunaan di tingkat masyarakat pun sangat mengusik rasa keadilan jika diperbandingkan dengan harga asalnya,” ungkapnya.

Dia menambahkan, “Bagi masyarakat yang ingin melaksanakan rapid test, merek Biozek dikenakan biaya Rp 550 ribu hingga Rp 650 ribu di sejumlah rumah sakit dan klinik. Padahal harga pasaran Biozek hanya 5 euro atau sekitar Rp 80 ribu. Importir juga menikmati pengecualian izin impor dari BNPB dan dapat pembebasan bea masuk dan pajak impor.”

Temuan OCCRP-Tempo ini, lanjut Haikal mengingatkan kita akan gencarnya opini yang menuntut pemerintah membebaskan impor alkes beberapa waktu lalu memanfaatkan ketakutan rakyat akan pandemi covid19.

Menteri BUMN Erick Tohir yang saat itu berusaha rem dan melihat gelagat tidak baik melalui pernyataannya soal mafia alkes, juga tak luput dari serangan bertubi-tubi hingga diupayakan pemanggilan.

Lebih jauh, Haikal mengharapkan Rakyat Indonesia untuk mencatat dengan seksama pihak-pihak yang mengambil keuntungan secara tidak terpuji dari kesusahan di masa pandemi covid19 ini.

“Mereka yang terbukti melakukan pelanggaran hukum merugikan rakyat dan negara, pada waktunya harus dibawa ke hadapan hukum. Sanksi sosial dan politik juga harus dilakukan, jangan lagi pilih mereka yang melindungi dan bahkan terlibat dalam wabah mafia kesehatan yang bikin rakyat susah dan Indonesia sulit beranjak maju,” pungkasnya.

(Eky)

No More Posts Available.

No more pages to load.