Pedagang kopi yang akhirnya menjadi pemulung ini merasa banyak sekali orang-orang baik yang akan memberikan sedikit rezekinya kepada masyarakat kurang mampu.
“Saya juga melakukan hal ini terpaksa, saya tidak bermaksud merendahkan pekerjaan pemulung namun, hanya inilah satu-satunya jalan agar saya terlihat oleh masyarakat bahwa saya adalah masyarakat yang kurang mampu dan memenuhi kebutuhan. Jika saya hanya berdiam di rumah maka bantuan yang saya terima hanya berasal dari pemerintah dan presiden, setidaknya saya berusaha,” ujar pedagang kopi saat menjelaskan alasan kenapa menjadi pemulung selama wabah ini berlangsung.
Demi memenuhi kebutuhan keluarga, ia rela menjadi pemulung agar masyarakat di luar sana melihat bahwa ia adalah seorang masyarakat yang kurang mampu dan tidak mempunyai penghasilan selama wabah Covid-19 berlangsung. Ia mengakui dan menyadari bahwa ia mengambil kesempatan di saat seperti ini. Namun, pedagang tersebut tidak ada pilihan lain selain menjadi pemulung, demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Jujur, saya merasa sedih karena tidak adanya pekerjaan selain ini, cuman tidak ada jalan lain. Tabungan pun tidak punya, bagaimana saya bisa hidup jika tidak ada pemasukan,” ujar pedagang saat ditanyakan tentang perasaannya menjadi pemulung.
Terakhir, dia hanya berharap agar wabah Covid-19 segera berlalu dan ia bisa beraktivitas seperti sedia kala begitu pun juga dengan masyarakat lainnya.
(Syafira Akhtari)





