Nakata menyampaikan, selama kegiatan pelatihan, pihaknya diperlakukan layaknya karyawan oleh perusahaan rokok yang sudah bekerja sama dengan pemerintah. Ia difasilitasi segala kebutuhan seperti makan dan minum, layaknya karyawan lain.
Hal senada disampaikan peserta lain, Feri Fernando (20) yang hidup sekampung dengan Nakata. Feri baru lulus sekolah menengah atas, namun ia tidak melanjutkan pendidikan meski sebelumnya sempat menganggur. Beruntung ia mendapatkan informasi ada lowongan bekerja di perusahaan rokok, lalu mengajak temannya Nakata.
“Kami lulus sekolah, sempat menganggur. Namun setelah ada lowongan untuk bekerja di perusahaan rokok, beruntung kami terpilih,” kata Feri.