“Kalau PBNU berpolitik, bagaimana kalau masyarakat berkonflik, siapa yang menasehati masyarakat, masak HTI, FPI, PA 212 dan para pengasong Khilafah lainnya itu. Saya kira PBNU sangat dewasa,” tandasnya.
Lebih lanjut, Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menyampaikan bahwa nasihat ini tidak berlaku bagi warga Nahdliyyin garis kultural. Mereka boleh saja berpolitik, namun harus tetap dengan kedewasaan dan mengedepankan kemaslahatan bersama.
“NU kultural silakan saja berpolitik praktis, tapi jangan bawa-bawa brand Nahdlatul Ulama apalagi hanya untuk mendiskreditkan lawan politik. Jangan coreng PBNU dengan urusan-urusan material dan politik lima tahunan sesaat,” pungkasnya.
(Eky)