“Dari data yang ada, total sebanyak 2300 orang yang mengikuit senam ini. Dan untuk melawan osteoporosis, dari Perwatusi terus melakukan upaya sosialisasi. Baik dengan kegiatan senam maupun kegiatan lain. Salah satu program Perwatusi adalah sosialisasi mengenai kesehatan tulang untuk masyarakat Indonesia khususnya di Bali,” kata Anita.
Dijelaskannya, program-program yang dilakukan salah satunya adalah latihan untuk instruktur, karena mereka nantinya akan menjadi perpanjangan tangan Perwatusi untuk terus mensosialisasikan dan mengajak masyarakat bergerak.
Tak hanya itu, lanjutnya, untuk memperkuat kolaborasi, Perwatusi juga bermitra denga Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi). Yang mana, melalui kolaborasi ini, pihaknya berharap bisa lebih banyak mendapat edukasi dari Perosi.
Sementara itu, Ketua Perosi Cabang Bali, Prof. Dr. dr. I Ketut Suyasa, SpB., SpOT (K)., mengatakan, bila dilihat secara umum, pada wanita yang sudah menopause, resiko terjadinya osteoporosis itu sangat tinggi. Hal itu karena secara alami hormon estrogen pada tubuhnya mulai menurun.
“Kondisi ini tentu dapat mengakibatkan tulang menjadi lunak, dan mudah patah. Sehingga dengan kondisi ini, resiko akibat dari osteoporosis ini, bisa mengakibatkan resiko patah tulang. Disamping karena faktor usia, penyakit lain juga bisa menjadi penyebab terjadinya osteoporosis,” kata Prof. Dr. dr. I Ketut Suyasa.