“Situasi ini diperburuk oleh praktik ‘Predatory Pricing’ perusahaan integrator, yang menjual ayam hidup ke pasar tradisional dengan harga yang jauh di bawah biaya pokok produksi peternak mandiri,” ungkapnya.
Menurut data yang ada, harga ayam hidup di pasaran mencapai Rp. 19.000 – 20.000 per kg, sementara biaya produksi peternak mandiri berkisar Rp.21.000 – 22.000 per kg untuk ayam hidup berbobot 1,6 – 1,8 kg.
“Ketiadaan data valid mengenai kebutuhan dan konsumsi ayam broiler membuat pasokan ayam di pasaran melimpah. Perusahaan integrator memanfaatkan keadaan ini untuk menguasai pasar dari hulu ke hilir, memperdagangkan ayam hidup di bawah biaya produksi peternak mandiri,” imbuhnya.






