Pernyataan yang mengundang kontroversi karena berbeda dibandingkan dengan optimisme pemerintah beberapa waktu sebelumnya yang menyebutkan bahwa sederet investor sudah antri masuk ke IKN.
Namun, ditengah kontroversi masih minusnya investasi asing tersebut ada fakta menarik yang layak dibanggakan. Progress pembangunan IKN yang massif saat ini terbukti berdampak sangat luar biasa bagi citra diri bangsa dan lambang capaian kemajuan bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari maraknya pemberitaan media massa negara tetangga di Asean bahkan Amerika. Secara tidak langsung membuktikan pengakuan apresiasi besar dunia akan capaian kemajuan perekonomian Indonesia.
Selain apresiasi dunia internasional itu, esensi yang jauh lebih mendasar adalah terwujudnya cita-cita kemerdekaan bangsa yaitu memakmurkan seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai ke pulau Rote. Tujuan luhur ini menjadi salah satu alasan pemindahan Ibukota negara ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur. Untuk pemerataan Pembangunan diseluruh wilayah Indonesia.
Kondisi ini relevan dengan pernyataan yang disampaikan “broer” Taufik Tumbelaka salah seorang tokoh masyarakat Minahasa bahwa terobosan pemerintahan Jokowi dengan pemindahan ibukota negara ke IKN Nusantara di Kaltim ini sudah mulai dirasakan dampak domino nya di Sulawesi maupun luar pulau Jawa lainnya.
Benarkah ada korelasinya ?
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal IV-2020. Bahwa dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Rp15.434,2 triliun, pulau Jawa masih mendominasi dengan porsi 58,75 persen, diikuti Sumatera 21,36 persen, Kalimantan 7,94 persen, Sulawesi 6,66 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,94 persen, serta Maluku dan Papua 2,34 persen.











