Ketua PPS SGBN, Haji Nahrowi, menekankan pentingnya pembinaan tidak hanya bagi pesilat, tetapi juga bagi para pemain musik tradisional (nayaga). “Saat ini jumlah pemain alat musik tradisional masih sangat minim. Ke depan, kami akan memfasilitasi pelatihan alat musik tradisional bagi siswa perguruan, agar lahir lebih banyak pelestari budaya,” jelasnya.
Panggung Regenerasi dan Kampanye Budaya
Sementara itu, Ketua FBJP, M. Husni Munir, menyebut festival ini sebagai upaya untuk mengatasi tantangan regenerasi penggiat seni tradisi pencak silat. “Jika tidak ada yang melestarikan budaya ini, siapa lagi generasi penerusnya? Seni tradisi harus dikenalkan sejak dini agar anak-anak mencintai warisan budaya kita,” katanya.
Husni juga mengingatkan ancaman klaim budaya oleh negara lain, seperti yang pernah terjadi dengan pencak silat dan batik. “Pencak silat adalah milik Indonesia, dan melalui festival ini, kami ingin mempertegas identitas budaya kita sekaligus menumbuhkan rasa bangga,” tutupnya.