“Suasananya sangat agamis, tarikat Sunni yang ada sama persis di rumah, berbeda dengan Salafi yang kurang nyaman. Jadi, saya merasa enak di sini, apalagi kami di Rwanda itu sangat minoritas,” katanya.
Dalam penyambutan yang juga dihadiri Ketua Bidang Riayah BPP MAS DR HM Qoderi, Sekretaris BPP MAS H Helmy M Noor, dan Bendahara MAS H Soedarto itu, Dubes Abdul Karim juga teringat kunjungan pertama ke RI.
“Hubungan (Rwanda) dengan Indonesia sudah terjalin sangat lama, saya pernah ke Indonesia saat zaman Pak Harto. Sebelumnya, perwakilan kami berada di Singapura dan baru dibuka di sini pada Juni 2024,” katanya.