Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN HKTI), Manimbang Kahariady, menegaskan pentingnya jagung sebagai komoditas strategis dalam mewujudkan ketahanan nasional.
Hal ini disampaikannya saat menjadi narasumber dalam Rapat Kerja Teknis Fungsi Pusjarah Polri yang digelar di Museum Polri, Kamis (26/6).
Dalam paparannya, Manimbang menyebut bahwa jagung tidak hanya berperan sebagai komoditas pangan, tetapi juga sebagai bahan baku pakan ternak dan energi alternatif.
“Ketahanan pangan adalah bagian integral dari ketahanan nasional. Jagung memiliki posisi kunci karena mencakup sektor pangan, peternakan, hingga bioenergi,” ujarnya.
Menurut data 2024, produksi jagung nasional mencapai sekitar 15,14 juta ton. Namun kebutuhan dalam negeri telah melampaui 16 juta ton per tahun. “Kondisi ini masih menyisakan celah impor sebesar 1,3 juta ton. Padahal, produksi sudah meningkat,” imbuhnya.
Manimbang memaparkan sejumlah tantangan yang masih dihadapi sektor jagung, mulai dari fluktuasi harga, minimnya infrastruktur pascapanen, hingga belum optimalnya kelembagaan petani. Ia menekankan perlunya intervensi negara dalam mengatasi hambatan tersebut.