Menurut Haidar Alwi, capaian tersebut tidak bisa dilepaskan dari kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dalam banyak kasus, kebijakan publik hanya berhenti di wacana. Namun berbeda kali ini, gagasan Kapolri diterjemahkan menjadi program konkret yang menyentuh langsung kehidupan ribuan keluarga pekerja. Bagi buruh yang kembali bekerja, kehadiran Polri bukan hanya soal rasa aman di jalan, tetapi juga rasa tenang di rumah karena nafkah mereka kembali terjamin.
Haidar Alwi menilai keberhasilan ini juga memberi pesan simbolis: Polri yang dulu identik dengan kekuatan koersif, kini tampil sebagai pengayom yang mendengar, bergerak cepat, dan membawa solusi. Transformasi ini hanya mungkin terjadi karena kepemimpinan yang berani keluar dari pola lama.
Dengan fondasi tersebut, Haidar Alwi menyimpulkan bahwa kiprah Jenderal Listyo Sigit tidak bisa dipandang sekadar sebagai kebijakan jangka pendek. Ia telah mengukir standar baru bagi Polri, standar yang menempatkan rakyat sebagai pusat orientasi kerja kepolisian. Perubahan ini akan menjadi warisan berharga, tidak hanya bagi institusi Polri, tetapi juga bagi bangsa yang tengah menghadapi tantangan ketenagakerjaan global.
“Dengan capaian itu, saya menilai Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo layak disebut sebagai Kapolri terbaik sepanjang masa versi Haidar Alwi Institute,” pungkas Haidar Alwi.