Malam Orion di Gunung Padang: Tiga Wartawan Menyapa Penjaga Alam

oleh
oleh

“Ada tiga bintang sejajar… persis seperti kita duduk di atas batu,” ujar Ochin pelan. Seolah langit memantulkan bayangan mereka sendiri, tiga jiwa yang datang mencari makna di antara batu dan bintang.

Beberapa kali meteor melintas dari timur ke barat, membelah langit Cianjur yang jernih.
Rudolf menatapnya lama, seakan menangkap pesan dari cahaya yang singkat namun abadi. “Seperti ucapan selamat dari semesta,” katanya lirih, “dan sapaan dari Tuhan Pelukis yang Agung, yang menorehkan garis cahaya di kanvas malam.”

Di sela batu, seekor kodok bermata putih muncul, langka, sunyi, dan memancarkan aura aneh. Tak jauh dari situ, seekor cacing palu merayap perlahan di dinding batu, tubuhnya berlendir dan bergaris putih di sepanjang badan. Makhluk-makhluk kecil itu seolah bagian dari ritual malam itu.

Menurut praktisi spiritual Kanjeng Yoga, kehadiran mereka bukan kebetulan.

“Kodok bermata putih adalah penjaga kesucian. Ia muncul hanya ketika energi tempat itu jernih. Sedangkan cacing palu, dengan tubuh berlendir dan garis putihnya, adalah penyerap energi negatif, penjaga keseimbangan di antara dunia yang terlihat dan yang tersembunyi.”

Bagi Widya, malam itu lebih dari sekadar perjalanan.

No More Posts Available.

No more pages to load.