5. Reformasi Birokrasi dan Integritas
Kementan berhasil memulihkan kepercayaan publik setelah badai kasus korupsi masa lalu. Tahun 2025, Kementan kembali meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas laporan keuangan.
KPK memberikan apresiasi atas budaya antigratifikasi dan peningkatan Survei Penilaian Integritas (SPI) yang dinilai baik. Nilai reformasi birokrasi Kementan kembali naik signifikan dengan kategori “Sangat Baik”.
Menteri Amran mencopot dan memecat sejumlah pejabat dan pegawai terlibat korupsi, termasuk dua pejabat yang meminta fee proyek Rp 27 miliar dan tiga pejabat lain yang terlibat kasus Rp 10 miliar.“Tidak ada ampun untuk penyimpangan. Kementan di bawah Amran adalah institusi bersih,” tegas Chandra.
Kementan pun kini mendapatkan apresiasi dan pengakuan publik. Menurut Litbang Kompas (2025) 71,5% masyarakat puas terhadap kinerja Kementan; 77% menilai kesejahteraan petani meningkat. Lembaga CELIOS (2025) menempatkan Mentan Amran masuk 5 besar menteri berkinerja terbaik. Hingga Ketua KTNA menyebut Mentan Amran sebagai “Mister Clean”, simbol ketegasan dan kebersihan birokrasi di Kementan.
Yusup menegaskan, langkah hukum terhadap Tempo memiliki dasar fakta yang kuat, bukan emosi atau tekanan politik. Semua capaian dan data tersebut menjadi bukti sahih bahwa pemberitaan negatif selama ini tidak berdasar dan menyesatkan publik.
“Tuntutan ini bukan tanpa dasar. Semua fakta dan capaian ini adalah bukti kerja nyata Menteri Amran Sulaiman dan seluruh jajaran Kementan. Kami berjuang untuk 160 juta petani dan 286 juta rakyat Indonesia yang membutuhkan pangan cukup dan sehat,” ujarnya menegaskan.
Kuasa hukum Kementan ini menegaskan akan berjuang mencari keadilan hingga benar-benar ditegakkan, sebagaimana para pegawai dan petani yang setiap hari bekerja tanpa lelah demi menjaga kemandirian dan swasembada pangan nasional.
“Setiap tetes keringat petani dan pegawai Kementan pantas dihargai, bukan dinodai oleh opini nir-etik oleh Tempo yang nampaknya enggan melihat dan mendukung bangsa ini makin baik. Kami akan berdiri tegak membela kebenaran bukan untuk pribadi, tapi untuk keadilan dan masa depan pangan Indonesia,” pungkas Chandra





