Oleh : G. Borlak (Mahasiswa Doktoral Universitas Negeri Jakarta, Program Ilmu Kependudukan dan Lingkungan Hidup)
Latar dan Konteks Kepemimpinan Baru
Belum genap seminggu setelah dilantik menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) dalam Kabinet Merah Putih, pergantian pucuk pimpinan Kementerian Keuangan pada September 2025 menjadi salah satu peristiwa penting dalam dinamika ekonomi dan politik Indonesia. Presiden Prabowo Subianto begitu lihai menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa menggantikan Sri Mulyani Indrawati, figur yang selama ini identik dengan stabilitas fiskal nasional.
Langkah Presiden Prabowo Subianto dan spiritnya mulai tampak. Pembenahan angka subsidi, mengunci kebocoran anggaran, menghentikan pemborosan proyek mercusuar yang tidak berpihak kepada rakyat sepertinya mulai digulirkan. Keberpihakannya mulai terpancarkan dan setiap cahaya yang dinyalakan akan membuat kegelapan merasa terancam. Inilah tantangan terberat dalam kepemimpinan birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan republic Indonesia. Reaktif dan senitmen begitu tinggi atas penolakan aneka proses kebijakan. Kita bisa lihat dari analisis sentimen media sosial oleh Kompas Monitoring (15 September 2025), sekitar 55 persen komentar publik bernada negatif, 23 persen positif, dan 22 persen netral terhadap penunjukan Purbaya. Angka ini mencerminkan adanya ekspektasi besar sekaligus keraguan terhadap arah kebijakan fiskal ke depan. Dibalik dinamika itu, muncul pula optimisme baru. Banyak masyarakat menilai Purbaya membawa nuansa berbeda: lebih terbuka, responsif, dan berani mengambil posisi tegas dalam isu-isu strategis.
Menegakkan Disiplin Fiskal
Publik membelalak dan menyoroti secara terang benderang semua proses dan kinerja kepemimpinan publik. Salah satu langkah paling menonjol dari Purbaya adalah ketegasannya dalam menegakkan disiplin fiskal terkait proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh). Pada pertengahan Oktober 2025, ia menegaskan bahwa utang proyek Whoosh tidak akan dibayar menggunakan APBN, karena tanggung jawab pembayaran berada di bawah Danantara Investment Holding, badan usaha yang mengelola proyek tersebut. Sikap itu dianggap sebagai bentuk keberanian menjaga batas tegas antara tanggung jawab negara dan BUMN.
Gebrakan Purba ini menuai respon positif dan mendapat riakan apresiasi publik karena mencerminkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara- dua hal yang menjadi dasar penting dari reformasi fiskal. Tepuk tangan publik sontak berpengaruh significant terhadap lonjakan ekonomi yang semakin pulih menuju ke harapan masa depan ekonomi Indonesia pada era Pemerintahan Prabowo-Gibran menjadi lebih baik.
Gaya Komunikasi Terbuka dan Langsung
Berhadapan dengan proses kebijakan, selain dari pada itu, gaya komunikasi Purbaya juga menarik perhatian publik. Dalam berbagai kesempatan, ia dikenal berbicara lugas dan langsung, tanpa banyak basa-basi.
Menanggapi pertanyaan Gubernur Jawa Barat mengenai dana daerah, misalnya, Purbaya menjawab.
“Silakan cek langsung ke BI dan lembaga keuangan terkait, jangan hanya berdasarkan laporan.”









