Tak lama setelah insiden itu, doa dipanjatkan. Tepat ketika doa baru dimulai, hembusan angin besar datang mengalir dari arah lereng, seperti sambutan tak kasatmata. Angin berputar mengitari mereka beberapa kali sebelum tiba-tiba mereda.
Usai angin itu hilang, suasana berubah total. Kedamaian menyelimuti area teras pertama hingga teras kelima. Tidak ada lagi angin kencang, tidak ada suara asing, hanya ketenangan yang terasa dalam, seolah Gunung Padang telah memberikan “izin” bagi mereka untuk melanjutkan perjalanan.
Bagi rombongan, malam itu bukan sekadar eksplorasi situs bersejarah. Itu adalah perjalanan spiritual, penuh kejadian yang sulit dijelaskan, yang menegaskan bahwa Gunung Padang bukan hanya peninggalan purba, tetapi ruang hidup yang menyimpan misteri hingga hari ini.






