Meski ditulis dengan riset panjang, buku terbitan Renebook ini menyajikan format yang jauh dari kemewahan: soft cover, kertas book paper, ringan digenggam—seolah menegaskan kesederhanaan yang menjadi nafas hidup keluarga Try.
“Buku ini tidak dibuat untuk gaya,” kata Adhyaksa, “tetapi agar para orang tua di seluruh Indonesia bisa membacanya dengan mudah, membawanya ke mana-mana, dan mengamalkannya.”
Lebih dari sekadar biografi biasa, Filosofi Parenting Try Sutrisno menjadi cermin bagi publik tentang bagaimana nilai dibangun, ditanam, dan diteruskan. Bahwa membentuk manusia bukanlah pekerjaan instan, bukan pula tugas fasilitas—tetapi buah dari keteladanan yang konsisten.
Buku setebal 336 halaman ini pada dasarnya merangkum cerita-cerita pribadi ketujuh putra-putrinya tentang pola asuh kedua orang tuanya—sebuah filosofi yang bertumpu pada keteladanan, kedisiplinan, kemandirian, kesederhanaan, spiritualitas, dan nilai kebangsaan.
Di usianya yang ke-90 Pak Try menutup acara dengan kalimat yang mengendap di telinga para tamu: “Bangsa ini tidak cukup dibangun dengan senjata, ekonomi atau politik. Bangsa yang kuat lahir dari keluarga yang kuat.”






