Ia juga menyoroti perlunya pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan fiktif yang ikut mendaftar sebagai penerima magang, karena dapat merugikan pendaftar. Qodari meminta Kementerian Ketenagakerjaan memperkuat pengecekan agar “jebakan batman” serupa tidak terulang.
Qodari menyampaikan bahwa target nasional tahun ini adalah 100 ribu peserta magang, yang dilaksanakan dalam beberapa batch. Setelah Batch 2 merekrut 63 ribu peserta, pemerintah membuka Batch 3 untuk mengejar target tersebut.
Menurutnya, program ini tidak hanya meningkatkan kualitas peserta, tetapi juga memberi dampak ekonomi. Para peserta menerima gaji yang kemudian beredar di masyarakat dan turut menggerakkan aktivitas ekonomi lokal.
“Setelah enam bulan, para peserta ini akan menjadi manusia yang berbeda. Mereka memahami sistem kerja, SOP, relasi organisasi, dan dinamika perusahaan. Ini entry point penting bagi mereka masuk ke dunia kerja,” kata Qodari.








